PADANG, HARIANHALUAN.ID- Meniti jenjang pendidikan setinggi-tingginya di masa muda bukanlah sebuah asa bagi mereka yang memiliki tekad kuat dan semangat yang luar biasa. Masa muda juga merupakan waktu yang tepat untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan untuk menjadi bekal di kemudian hari.
Begitulah Miftahul Jannah, seorang anak muda yang memiliki semangat juang tinggi dalam belajar dan memperluas wawasan. Ia seorang anak muda 24 tahun yang tengah mempersiapkan diri meraih gelar doktor muda di Fakultas Peternakan Universitas Andalas.
Setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA, dirinya mencoba peruntungan di perguruan tinggi pilihannya dengan jurusan yang sesuai dengan minatnya saat itu. Namun, nasib berkata lain, ketidak lulusannya saat itu membawanya mendaftarkan diri melalui jalur lain dengan pilihan yang disarankan oleh orang tuanya, yaitu peternakan.
“Keinginan untuk tetap melanjutkan kuliah membuat saya mencoba berbagai jalur mandiri di beberapa kampus, hingga akhirnya orang tua menyarankan saya untuk mengambil jurusan peternakan, dengan pertimbangan bahwa prospek kerjanya cukup baik dan luas,” ujarnya.
Pada semester awal perkuliahan, ia merasa ragu dan belum sepenuhnya yakin. Namun seiring waktu, ia mengaku mulai menemukan ketertarikan dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia peternakan. Materi kuliah yang membahas tentang sistem pemeliharaan, nutrisi, hingga reproduksi hewan mulai membuka wawasannya bahwa peternakan bukan hanya soal beternak, tetapi juga erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ketahanan pangan.
Semakin dalam, semakin mantap lah ia untuk mendalami dunia peternakan, khususnya pada topik nutrisi dan pengembangan pakan fungsional berbasis bahan alami. Minat itulah yang membawanya hingga ke jenjang magister melalui program beasiswa PMDSU Batch 7, yang saat ini masih ia jalani sebagai langkah awal untuk menempuh pendidikan doktor dan menjadi peneliti maupun akademisi di bidang peternakan.
Selain menjalani perkuliahan, dirinya aktif mengikuti berbagai kegiatan di dalam dan luar kampus yang menunjang pengembangan diri, baik dalam aspek akademik maupun non akademik. Sejak kuliah S1, ia terbiasa mengikuti berbagai perlombaan, bergabung dalam komunitas, serta mengembangkan usaha mandiri.
“Saya merupakan bagian dari Komunitas 1000 Guru Jambi sejak tahun 2021 hingga sekarang. Komunitas ini fokus pada kegiatan sosial, terutama di bidang pendidikan untuk daerah pelosok. Selain itu, sejak tahun 2023, saya juga bergabung di Kelas Inspirasi Padang, sebuah gerakan relawan yang memberikan motivasi dan edukasi kepada anak-anak sekolah dasar, khususnya di wilayah yang kurang terjangkau,” kata Miftah.
Di bidang wirausaha, ia juga aktif mengelola beberapa usaha sejak masih di bangku kuliah. Salah satunya adalah KOMPOS ARM, produk pupuk kompos yang berhasil mendapatkan pendanaan dari program Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemdikbud.
“Saya juga mendirikan UNIKEAT, sebuah usaha di bidang branding dan pengembangan UMKM. Melalui usaha ini, saya belajar langsung bagaimana mengelola bisnis, memahami pasar, dan membantu pelaku usaha kecil agar lebih berkembang secara visual dan digital,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menjadi bagian dari tim Cakap Kreatif, di mana ia ikut terlibat dalam berbagai proyek kreatif dan UMKM sejak masa kuliah. Dirinya juga aktif mengikuti berbagai lomba non akademik seperti desain poster, videografi, dan konten kreatif lainnya. Beberapa kali ia juga mendapat kesempatan diundang sebagai pemateri dalam pelatihan dan seminar, baik di kampus maupun di luar.
Keaktifan dan keluwesannya dalam setiap kegiatan menjadikannya tumbuh lebih bijaksana dan menyadari bahwa, pendidikan yang baik dan bermutu bisa didapatkan dengan niat dan tekad yang kuat. Kunci keberhasilan dan kebahagiaan juga terletak pada fokus diri, bahwa jika ingin terlihat bercahaya, maka jangan padamkan cahaya orang lain, namun fokuslah pada cahaya masing-masing.
“Saya ingin menjadi bukti bahwa siapa pun bisa kuliah tinggi, bahkan hingga jenjang S3, meski berasal dari latar belakang sederhana. Selama kita punya tekad, berani mencoba, dan tidak cepat menyerah, selalu ada jalan yang bisa ditempuh. Saya berharap cerita perjalanan saya bisa menjadi semangat baru bagi mereka yang sedang berjuang, bahwa masa depan tidak ditentukan oleh asal kita, tapi oleh usaha dan keyakinan kita sendiri,” tutur Miftah. (*)