JAKARTA, HARIANHALUAN.ID— Sekolah Rakyat yang segera dibuka oleh Kementerian Sosial pada pertengahan Juli 2025 menerapkan sistem penerimaan murid yang inklusif. Tidak seperti sekolah konvensional, Sekolah Rakyat tidak melakukan seleksi berdasarkan kemampuan akademik.
“Seleksinya diutamakan hanya pada administrasi, tidak pada kecerdasan atau kemampuan akademik. Termasuk kalau IQ-nya hanya 80 misalnya, juga tidak masalah, itu harus diterima,” ujar Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Agus Zainal Arifin, Senin (19/5).
Sekolah Rakyat dikhususkan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang masuk dalam kategori desil 1 dan 2 dalam data sosial ekonomi nasional. Pemerintah ingin memastikan bahwa pendidikan tetap dapat diakses oleh anak-anak dari kelompok paling rentan.
Namun, ada pengecualian tertentu untuk alasan kesehatan. “Yang mungkin sedikit beda hanyalah soal kesehatan, terutama anak-anak dengan penyakit menular. Tapi bukan ditolak, melainkan dirujuk dulu sampai sembuh. Itu sesuai arahan Presiden Prabowo, agar tetap diberikan perawatan bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan,” terang Agus. (*)