BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi Nauli Al Ghifari siswa kelas XII FI SMAN 1 Bukittinggi meraih impian untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Meski terlahir dari keluarga sederhana dengan kondisi ekonomi terbatas, anak pertama dari pasangan Panaluhon dan Masriati Simamora ini berhasil meraih impiannya untuk bisa kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Nauli Al Ghifari diterima kuliah di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru di ITB berdasarkan prestasi akademik dan non-akademik.
Sebagai siswa berprestasi, Nauli merupakan salah satu siswa yang masuk dalam kelompok siswa eligible atau siswa yang memenuhi syarat mengikuti program SNBP untuk masuk ke Perguruan Tinggi di Indonesia.
Nilai akademik Nauli di SMAN 1 Bukittinggi berada pada peringkat pertama berdasarkan rata rata perengkingan nilai siswa dari kelas X.
Meski sang ayah sehari hari berjualan pakaian seken di Pasar Putih Bukittinggi dengan penghasilan yang tidak menentu, dan sang ibu sebagai guru di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Aur Kuning, namun tidak menyurutkan semangat Nauli untuk mengejar mimpi meraih prestasi.

“Melihat pengumuman diterima di ITB, ada perasaan haru dan bahagia, karena ini adalah impian Nauli sejak SD,” kata Nauli Al Ghifari saat di temui dirumah orang tuanya di Simpang Mandiangin, Kelurahan Campago Ipuah, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan (MKS) Kota Bukittinggi, Selasa (10/6).
Ia menceritakan, sejak SD ia sudah punya keinginan untuk kuliah di ITB karena memiliki bakat dibidang matematika dan fisika. Keinginan itu ia wujudkan dengan tekun belajar serta semangat untuk tidak pantang menyerah.
Perjuangan Nauli dalam mengejar cita-cita memang sangatlah besar, terutama dalam menggapai impian untuk bisa kuliah di ITB. Berkat ketekunannya dalam belajar, Nauli membuktikan bahwa usaha tidak menghianati hasil.
Terbukti, usai menamatkan pendidikan di SDN 03 Pakan Kurai, Nauli melanjut pendidikan di SMPN 1 dan SMAN 1 Bukittinggi lewat jalur prestasi. Dari SD, Nauli memang dikenal sebagai siswa berprestasi, baik di bidang akademik maupun di bidang ekstrakulikuler. Ia mengaku, untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi ITB, ia menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K) dari pemerintah. KIP-K ini ditujukan untuk membantu mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Ibu Nauli Masriati Simamora memberikan dukungan kepada anaknya untuk melanjutkan pendidikan di ITB, meski secara finansial kondisi ekonomi keluarga sangat terbatas. Ia mengaku, keinginan Nauli untuk kuliah di ITB adalah impiannya dari SD. “Kami bersyukur karena Nauli bisa di terima di ITB dan mendapatkan beasiswa KIP-K. Sebagai orang tua kami hanya bisa mendokan dan memberikan bimbingan yang terbaik buat Nauli,” ujar Masriati Simamora.
Menurutnya, Nauli memang banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk belajar. Bahkan untuk ke luar rumah sangat jarang. Sejak kecil, Nauli memang sudah rajin membaca.
“Alhamdulillah apa yang ia impikan selama ini untuk bisa kuliah di ITB dapat ia wujudkan dengan semangat belajar,” ucapnya.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMAN 1 Bukittinggi Azmiarni mengatakan, Nauli Al Ghifari merupakan salah satu dari empat siswa SMAN 1 Bukittinggi yang di terima di ITB melalui SNBP. Sebagai siswa yang berprestasi di bidang akademik, dari kelas X Nauli sudah mengikuti seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) mulai dari tingkat kota, provinsi dan nasional. Pada seleksi OSN 2023 dan 2024, Nauli berhasil menjadi finalis tingkat nasional di bidang Geografi.
“Nauli adalah siswa berprestasi di sekolah. Prestasi dan nilai akademik Nauli dari kelas X sangat bagus. Karena berasal dari keluarga kurang mampu, Nauli mendapatkan bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP),” ujar Azmiarni.
Menurutnya, Nauli merupakan siswa yang cerdas dan menguasai semua mata pelajaran. Nauli ini orangnya tidak pernah fokus pada satu pelajaran saja, namun semuanya dikuasai. Meski dikenal sebagai sosok agak pendiam, namun ia tidak pelit ilmu terhadap sesama temannya.
“Memenag tipikal Nauli agak pendiam. Namun ia mau berbagi ilmu yang didapat kepada teman maupun adik-adik kelasnya,” ucap Azmiarni. (*)