Program Rika bertujuan untuk meningkatkan kepedulian remaja terhadap masalah kesehatan jiwa melalui pendekatan RIKA (Recognizing, Interacting, Knitting, dan Acquainting). Diharapkan dari kerja sama ini dapat membentuk kader “Remaja Peduli Kesehatan Jiwa” di SMAN 4 Padang.
“Remaja merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah kesehatan mental. Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, seperti faktor remaja itu sendiri, tekanan akademik, tekanan teman sebaya, perundungan (bullying), faktor keluarga, faktor lingkungan dan permasalahan ekonomi. WHO merilis bahwa 1 dari 6 remaja mengalami masalah kesehatan mental, 10-25 persen masalah kesehatan mental yang dialami remaja merupakan golongan gangguan mental berat. Riskesdas mengungkapkan data gejala depresi dan ansietas pada remaja sebesar 6,2 persen,” katanya.
Seseorang yang mengalami depresi berat memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self-harm), bahkan hingga bunuh diri. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sekitar 80-90 persen kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan yang berat. Kasus bunuh diri di Indonesia mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan dan perlu penanganan yang serius.
“Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah menyerukan kepada pemegang program kesehatan jiwa di puskesmas untuk giat melakukan skrining kesehatan mental pada semua kelompok usia, termasuk pada remaja. Skrining kesehatan mental pada remaja sangat perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi masalah kesehatan mental pada remaja secara dini, apalagi pada kelompok risiko seperti penduduk usia remaja. Skrining ini tidak bisa dianggap remeh, karena masalah kesehatan mental yang terlambat terdeteksi bisa menyebabkan buruknya kualitas hidup hidup, gangguan belajar, berhenti sekolah, gangguan jiwa yang lebih serius dan bahkan bunuh diri,” ujarnya.
Selain itu, katanya, skrining atau pemeriksaan kesehatan mental penting dilakukan sebagai salah satu bagian dari hidup sehat, tak hanya secara fisik tapi juga psikologis. Terlebih dampak pandemi Covid-19 menyebabkan banyak orang menjadi lebih berisiko terkena masalah kesehatan mental, karena rasa cemas dan stres yang berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan skrining sebagai langkah efektif dalam menjaga kesehatan jiwa saat pandemi.