Mahasiswa Unand Kunjungi Thawalib Padang Panjang
HARIANHALUAN.id – Puluhan mahasiswa dan mahasiswi Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Unand Padang mengunjungi Perguruan Thawalib Padang Panjang, Sabtu (27/5/2023). Kunjungan tersebut bagian dari mata kuliah Sejarah Islam di Indonesia.
Puluhan mahasiswa tersebut diterima oleh pengurus Yayasan Thawalib Fahmi dan Pimpinan Perguruan Thawalib Zulkarnaini di kantor Yayasan Thawalib. Kedatangan mahasiswa yang mendalami Sejarah Islam di Indonesia sangat dimaklumi mengingat Thawalib Padang Panjang merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Minangkabau yang telah berdiri pada tahun 1898 oleh Syekh Abdullah Ahmad.
Menurut Fahmi salah seorang Pengurus Yayasan Thawalib, kunjungan mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah tersebut untuk mengetahui bagaimana sejarah Thawalib Padang Panjang yang kini usianya lebih satu abad.
“Yayasan Thawalib memberikan apresiasi kepada mahasiswa Unand yang sengaja berkunjung untuk mendapatkan informasi tentang sejarah Thawalib Padang Panjang, “ujarnya.
Dalam pertemuan dengan mahasiswa di ruangan kantor Yayasan Thawalib, dijelaskan tentang sejarah berdirinya Thawalib Padang Panjang yang dimulai dengan pengajian di surau Jembatan Besi tahun 1898. Pengajian surau di Jembatan Besi itu kemudian pindah lokasinya ke tempat sekarang di perempatan lubuk mata kucing setelah terjadi gempa besar di Padang Panjang tahun 1926 yang berdampak besar termasuk bangunan surau di Jembatan Besi.
Kata Fahmi, perjalanan Thawalib tidak terlepas dari tokoh tokohnya yang mengelola Thawalib mulai dari Syekh Abdullah Ahmad 1898-1906, Syekh Daud Rasjidi dan Syekh dan Syekh Abdul Latief Rasjidi (1906-1911), Syekh Abdul Karim Amrullah (1911-1926), Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim (1926-1959), Buya Datuk Palimo Kayo (1960-1976), Buya Zainal Abidin Ahmad (1976-1986) dan Buya Mawardi Muhammad (1986-1994).