SIJUNJUNG, HARIANHALUAN.ID – Akibat tingginya curah hujan yang melanda Kabupaten Sijunjung, dua jorong di Kenagarian Aie Amo, Kecamatan Kamang Baru, Sabtu (23/11/2024) dilanda banjir. Dimana sebelumnya, banjir bandang juga terjadi di enam nagari di Kecamatan Sumpur Kudus, beberapa waktu lalu.
Dari informasi sementara yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sijunjung, musibah banjir di dua jorong tersebut, yakni Jorong Lubuak Kapiek dan Jorong Banjar Tengah (Banten). Dimana jumlah rumah dinyatakan terendam mencapai ratusan unit, dengan perincian di Jorong Banjar tengah sebanyak 75 KK dan Lubuak Kapiek 50 KK.
Selain itu, para warga terdampak banjir juga telah mendapat penanganan dari pihak BPBD, TNI, Polri, serta para relawan. Dengan titik fokus evakuasi ke titik aman disertai pemberian bantuan logistik. Data untuk korban jiwa nihil, sementara kerugian secara materi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Kasi Kebencanaan BPBD Sijunjung, Heries menjelaskan bahwa musibah tersebut mulai menggenangi pemukiman warga pada Jumat (22/11/2024) malam sekitar pukul 23.00 WIB, ditambah intensitas hujan yang tinggi hingga membuat aliran Sungai Batang Kariang meluap.
“Mengetahui kejadian tersebut, para warga terdampak berupaya mengevakuasi anggota keluarganya ke titik aman termasuk evakuasi harta benda yang bisa diselamatkan. Bahkan ketinggian air dalam rumah ada mencapai sepinggang orang dewasa,” ujarnya.
Heries menuturkan, Pascamasuknya laporan banjir bandang di Nagari Air Amo, puluhan tim BPBD Sijunjung langsung turun ke lapangan dan mengambil tindakan yang diperlukan. “Begitu masuk laporan, kami langsung turun ke lapangan dan melakukan langkah-langkah sebagaimana mestinya,” ucapnya.
Adapun langkah yang dilakukan BPBD Sijunjung, katanya, melakukan monitoring di lokasi banjir, berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan nagari, melakukan pendataan kebutuhan mendesak, serta memberikan makanan siap saji, distribusi sembako, selimut dan peralatan rumah tangga.
Sementara itu, Camat Kamang Baru, Asrijal saat dihubungi awak media mengaku masih berada di lapangan bersama sejumlah personel BPBD, TNI, Polri, serta sejumkah masyarakat relawan untuk melakukan evakuasi warga dan identifikasi dampak banjir.
Terjadinya banjir tersebut adalah akibat curah hujan yang tinggi sejak malam hingga pagi, sehingga aliran Batang Kariang tak mampu menahan debit air dan akhirnya meluap ke pemukiman penduduk.
“Kebetulan peringatan dini juga telah dilakukan instansi terkait, dengan memasang baliho peringatan rawan banjir di lokasi itu sejak beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Para warga yang terdampak juga terlihat masih waspada, jika seandainya hujan kembali turun untuk antisipasi hal hal yang tidak diinginkan. Akibat luapan Sungai Batang Kariang, beberapa fasilitas umum dan akses warga juga mengalami kerusakan, seperti jembatan penghubung antar nagari yang mengalami keretakan. (*)