HARIANHALUAN.ID – Masyarakat Sumatra Barat (Sumbar) sempat dihebohkan dengan dugaan penculikan yang dilaporkan seorang murid SDN 14 Gurun Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung (Lubeg), Kota Padang.
Meskipun kemudian dikabarkan, penculikan tersebut merupakan karangan si anak yang takut terlambat ke sekolah, namun masyarakat tetap diminta waspada.
Sosiolog dan akademisi dari Universitas Andalas (Unand), Dwiyanti Hanandini menyebut, untuk mencegah kasus penculikan kembali terulang, pentingnya kepedulian dan pengontrolan dari semua pihak.
“Mencegahnya tidak lepas dari kepedulian dan kontrol semua pihak. Baik orang tua, masyarakat maupun guru-guru saat di sekolah,” ujarnya yang dihubungi Haluan, Selasa (31/1/2023).
Ia menambahkan, sekolah merupakan rumah kedua bagi anak, dimana ia banyak menghabiskan hari-harinya di situ. Juga guru merupakan orang tua kedua untuk anak atau murid.
“Bahkan lama waktu anak di luar rumah otomatis lebih banyak. Jadi selama di sekolah keamanan anak tanggungjawab sekolah. Selain masyarakat sekitar dan warga sekolah lainnya, seperti satpam maupun pedagang di sekitar lingkungan sekolah,” tuturnya.
Selama di sekolah, guru dan masyarakat sekitar harus peduli dengan kondisi di lingkungannya. Guru juga harus tau dan kenal, siapa orang tua masing-masing muridnya. Selain itu, juga penting komunikasi yang baik dari orang tua kepada anak.
“Orang tua diharapkan berpesan kepada anak, kalau ada yang jemput bukan orang tua, kakak, atau yang betul-betul sudah dikenal, jangan mau. Kepada guru pun orang tua harus berpesan, jangan boleh anak-anaknya dijemput orang lain selain orang-orang yang sudah dipesankan,” ucapnya.
Selain itu juga, orang tua juga jangan terlalu memberikan atau memakaikan barang-barang berharga pada anak-anaknya, sehingga dapat memancing tindakan kriminalitas. (*)