BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Peristiwa banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sabtu (11/5) malam menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Bahkan satu keluarga bisa hilang tanpa ditemukan jasadnya.
Seperti yang dialami Dea warga Bukit Batabuah, ia kehilangan dua orang ponakan dan seorang sepupu perempuan. Bahkan sepupunya, Halimah (30) hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Dea mengatakan, hingga saat ini saudaranya bernama Halimah belum ditemukan. Halimah merupakan seorang warga yang tinggal Simpang Bukik. Kondisi rumahnya cukup parah. Saat ini cuma tinggal ruang tamu yang dipenuhi lumpur. Bagian kamar dan lainnya sudah rata dengan tanah.
Ia memperkirakan saudaranya itu bersama suami dan dua orang anaknya Shanum Alfarizki (1,5) dan Hilia Hazizah (4) ketika musibah galodo terjadi sedang tidur di rumahnya yang berjarak 100 meter dari sungai di Bukit Batabuah.
“Tadi ada info kalau Halimah, saudara saya ini ada di ruang ICU RSAM Bukittinggi. Tapi sudah saya cek ternyata tidak ada. Kami masih menunggu kabar tentang saudara saya ini,” kata Dea kepada Haluan, Minggu (12/5).
Karena memiliki anak kecil lanjutnya, Halimah biasanya cepat tidur. Saat air datang mungkin mereka terkurung di dalam rumah. Posisi rumah korban lebih rendah dari badan jalan. Sehingga air besar datang secara tiba-tiba dan korban tidak sempat menyelamatkan diri.
Menurut informasi warga yang selamat, air bah datang secara tiba tiba tanpa ada tanda-tanda. Tanpa disangka saja, air besar membawa material dan batu besar yang kemudian menerjang permukiman warga.
“Suami Halimah ditemukan selamat dan saat ini sedang dirawat di IGD RSAM Bukittinggi. Kondisinya cukup parah dan belum bisa diajak berkomunikasi. Sedangkan dua orang anak Halimah, Shanum Alfariskia dan Hilia Azizah ditemukan meninggal dunia,” ujar Dea berlinang air mata.
Menurut informasi yang dia terima, Shanum ditemukan tengah malam dan Aziziah ditemukan pagi harinya. Kedua anak korban telah dimakamkan di pandam pekuburan keluarga. Sedangkan Halimah hingga kini belum ditemukan.
“Informasi yang kami terima dari beberapa orang teman, kemenakan saya ini sempat diselamatkan oleh salah seorang pemuda, namun karena derasnya air, dua anak ini terlepas,” ujarnya.
Sebelum musibah datang jelas Dea, dirinya sempat berkumpul bersama dengan keluarga Halimah dalam agenda menghadiri resepsi pernikahan kerabat.
“Sepulang pesta, Halimah kami tanya apa mau diantar pulang. Dengan wajah cemas dan ragu-ragu ia menjawab tidak usah diantar. Padahal waktu itu tidak ada terjadi apa apa. Ternyata firasat itu, ini yang terjadi,” ungkapnya.(*).