Ade Edward mengatakan, peta bencana digital ini dibuat secara swadaya dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi.
“Apalagi ada sekitar 23 aliran sungai yang berpotensi membawa material erupsi Marapi ke arah pemukiman. Dengan mengakses peta digital ini, masyarakat diharapkan waspada dan selalu berada dalam keadaan siaga,” jelasnya.
Namun demikian, Ade Edward tetap mendorong pemerintahan di seluruh Nagari yang dilalui oleh sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi untuk membentuk atau mengaktifkan kelompok atau relawan-relawan siaga bencana berbasis masyarakat.
“Masyarakat harus monitor cuaca dan sungai di wilayah masing-masing. Lalu kalau ada rumah-rumah yang berada di tepi sungai, evakuasi atau ungsikan saja segera ke tempat yang lebih aman,” pungkasnya mengakhiri (*)