“Guru baru mengambil tindakan setelah Aldelia berlari dari belakang sekolah ke depan kelas. Setelah kaget dan berteriak, adik saya akhirnya disuruh berguling di tanah agar api di tubuhnya padam,” ulas Madona.
Ia mengatakan, api berhasil dipadamkan setelah dibantu oleh guru olahraga. Jadwal gotong royong membakar sampah itu bertepatan dengan jam pelajaran olahraga.
“Setelah itu, adik saya langsung dibawa ke puskesmas baru kemudian dirujuk ke rumah sakit. Penderitaan adik saya belum berakhir, karena dia harus menanggung perihnya luka bakar selama berbulan-bulan,” ujar perempuan 34 tahun itu.
Kini, Aldelia Rahma telah tenang di pangkuan Tuhan. Ia tidak lagi merasakan perihnya sisa koyakan luka bakar, yang menyita waktu hidupnya selama tiga bulan terakhir. (*)