PADANG, HARIANHALUAN.ID- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang meragukan klaim polisi yang menyatakan Afif Maulana tewas karena meloncat dari atas jembatan Kuranji. LBH Padang merasa ada sejumlah keganjilan yang meliputi misteri kematian bocah berusia tiga belas tahun tersebut.
Direktur LBH Padang, Indira Suryani menyebut, pihaknya menyoroti sejumlah keganjilan yang terungkap pada saat kegiatan Monitoring dan Klarifikasi Penemuan Mayat Dibawah Jembatan Kuranji yang digelar Polda Sumbar bersama , Kompolnas, KPAI, Ombudsman serta sejumlah pihak eksternal independen lainnya Kamis (27/6) lalu.
“Pertama saksi A ternyata tidak melihat secara langsung Afif Maulana melompat. Dia memang berada disisi kiri jembatan dan kita tahu bahwa mayat itu di temukan di tengah jembatan,” ujarnya kepada Haluan Minggu (30/6).
Menurut Indira, jika memang Afif Maulana tewas karena meloncat dari ketinggian jembatan Kuranji, kepala bocah malang itu seharusnya hancur.
Sebab secara ilmiah, bagian tubuh yang paling duluan jatuh karena gaya gravitasi, adalah bagian kepala yang notabene paling berat.
“ Kalau dia melompat tentu kepalanya pecah, tapi kata dokter forensik diduga terpeleset. Jadi ada beberapa perubahan statement polisi, dari terpeleset menjadi sebagainya,” ucapnya,
Atas keganjilan itu, LBH Padang menyatakan tidak menyerah untuk mencari bukti-bukti penguat terkait dugaan penyiksaan yang diduga kuat dialami Afif Maulana dan belasan orang lainnya. LBH Padang masih akan terus berjuang mencari keadilan serta titik terang dari peristiwa kematian tidak wajar yang mencoreng nama Polri di Sumatra Barat ini.