“Kami membuka diri untuk segala informasi dari masyarakat terkait kasus Afif Maulana. Apakah itu kesaksian, informasi atau sebagainya. Kami telah buka hotline dan posko aduan masyarakat terkait kasus itu di Polda, Polresta Padang dan Polsek Kuranji itu sendiri,” jelasnya.
Menurut Dwi, kesimpulan sementara, Afif Maulana memang meninggal dunia karena meloncat dari Jembatan Kuranji. Dugaan itu, dikuatkan pengakuan saksi berinisial A yang berboncengan dengan Afif Maulana.
“Ketika dibawa ke Polsek, saksi ini sempat mengatakan itu kepada polisi yang bertugas. Dia bilang, ada temannya yang meloncat. Namun saat itu, polisi yang bertugas tidak percaya karena mengira tidak mungkin ada yang berani meloncat ke bawah jembatan,” ungkapnya.
Pada malam itu, jelas Dwi, polisi memang mengamankan 18 orang remaja yang diduga hendak tawuran menyerang kelompok lainnya. Satu remaja diantaranya tertangkap tangan membawa senjata tajam sehingga sampai saat ini masih diamankan.
“Saat itu tidak ada yang namanya Afif Maulana. Dia tidak pernah ikut diamankan. Dia diduga meloncat ke bawah jembatan agar tidak tertangkap oleh petugas. Afif bahkan sempat mengajak temannya saksi A untuk melakukan hal itu,” terang Dwi.
Terlepas dari proses pengusutan kasus kematian Afif Maulana yang masih berjalan dengan pengawasan ketat Mabes Polri saat ini, kata Dwi, peristiwa ini juga harus menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh orang tua.
Terutama untuk mencegah buah hati masing-masing keluyuran sampai larut malam karena begitu rawannya terjadi aksi tawuran antar remaja.