“Pilkada badunsanak harus terwujud di tengah pemilihan ini. Tugas kita sebagai kampus yang melahirkan para intelektual untuk berperan dan berpartisipasi aktif selama proses pemilihan serentak nasional ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Dr. Yusrial, SHI, MA mengatakan, Bawaslu sebagai penyelenggara bagian pengawasan hari ini menggandeng perguruan tinggi. Hal itu lantaran secara SDM, Bawaslu tidak mencukupi untuk melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap setiap tahapan pemilihan.
Mahasiswa sebagai sosial kontrol dan agen perubahan bisa menjalankan fungsinya di tengah masyarakat. Mahasiswa harus hadir merubah stigma bahwa ada uang ada suara.
Stigma yang salah tersebut kini tumbuh subur di kalangan masyarakat bawah. Hal ini tentu akan merusak nilai-nilai pemilu yang jujur, adil dan bermartabat. “Jangan karena selembar uang, kemudian menyesal selama lima tahun. Disitulah peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan yang membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat,” ucapnya.
Dalam kegiatan itu, juga dilakukan penandatangan kerja sama antara UMMY dengan Bawaslu Kota Solok dan deklarasi Pilkada Damai bersama organisasi dan mahasiswa dari bebagai perguruan tinggi di Solok. (*)