PADANG, HARIANHALUAN.ID- Anggota Bawaslu Herwyn JH Malonda meminta pengawas pemilu harus menjadi figur pembelajar yang tidak hanya paham aturan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai etika dan tanggung jawab moral. Menurutnya, masa nontahapan pemilu Adalah waktu yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tangguh
“Mengutip pesan dari Buya Hamka, jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tak pernah jatuh. Masa non-tahapan adalah waktu untuk menata ulang strategi, memperkuat nilai, dan menyiapkan SDM pengawas yang tangguh,” ujarnya, saat membuka acara Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) bertajuk Pembinaan Evaluatif untuk Strategi Pengembangan SDM Pengawas Pemilu, di Padang, Selasa (7/10/2025).
Herwyn lalu memaparkan lima arah strategis pengembangan SDM pengawas pemilu sebagaimana tercantum dalam Roadmap Pengembangan SDM Bawaslu 2026–2031. Kelima arah strategis yang dimaksud, yakni berkarakter integritas dan profesionalitas; melek teknologi dan adaptif terhadap perubahan; berjiwa komunikatif dan partisipatif; berbasis nilai dan kearifan local; serta berorientasi pada pembelajaran berkelanjutan.
Koordinator Divisi SDM, Organisasi, dan Diklat Bawaslu tersebut mengatakan penguatan SDM pengawas pemilu tidak dapat dilepaskan dari semangat belajar yang berkesinambungan. Bawaslu, kata dia, harus menjadi lembaga yang terus menanamkan nilai integritas dan pembelajaran di setiap jenjang pengawasan.
Ia juga mengingatkan relevansi kearifan lokal Minangkabau dalam memperkuat karakter pengawas pemilu, dengan menekankan “Falsafah ‘alam takambang jadi guru’ harus menjadi cermin bagi kita untuk terus belajar dari setiap pengalaman. Pengawasan pemilu bukan hanya soal prosedur, tetapi juga nilai kemanusiaan dan tanggung jawab moral,” tambahnya.
Herwyn menutup sambutannya dengan mengajak seluruh peserta menjadikan forum tersebut sebagai wadah memperkokoh kualitas demokrasi melalui penguatan SDM pengawas pemilu. “Dari Ranah Minang, marilah kita belajar berpikir dengan akal, bekerja dengan hati, dan bertindak dengan nurani,” pungkasnya.
Diskusi ini melibatkan unsur akademisi, mahasiswa, organisasi masyarakat, serta pemangku kepentingan. Bertujuan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dan menyiapkan SDM Pengawas yang tangguh, guna menghadapi Pemilu dan Pemilihan 2029 mendatang. (*)