Kerja Sama dengan Dinas Kebudayaan Sumbar, Gustami Hidayat Salurkan Pokok Pikirannya untuk Pelestarian Budaya

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Gustami Hidayat, S.Pt. MM., Menyalurkan pokok-pokok pikirannya untuk peningkatan kapasitas pewaris budaya melalui program Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.DOK AFRIANITA

HARIANHALUAN.id–Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Gustami Hidayat, S.Pt. MM., Menyalurkan pokok-pokok pikirannya untuk peningkatan kapasitas pewaris budaya melalui program Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.

Kegiatan tersebut berupa Bimtek Gemar Bercerita, Berkisah, dan Mendongeng, di Hotel HW Padang, Kamis hingga Sabtu (1-3/6/2023).

Agenda ini diikuti oleh 70 peserta yang merupakan pegiat pendidikan anak usia dini dan komunitas bercerita Sumatera Barat.

Menurut Gustami, Bimtek ini penting diangkatkan guna menjawab kekhawatiran akan memudarnya tradisi lisan di era teknologi saat ini.

“Bimtek berkisah, bercerita, dan mendongeng ini merupakan bentuk pelestarian budaya kita yang sudah mulai memudar di era teknologi sekarang.

Diharapkan dari peserta mampu mengimplementasikan budaya berkisah kepada anak didiknya, sehingga mampu membuka memori mereka untuk bisa merasakan emosi yang ada dalam kisah tersebut” kata Gustami Hidayat.

Anggota DPRD Sumbar dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, dengan mengalokasikan pokok-pokok pikiran (Pokir)-nya melalui program ini.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Syaifullah, S.Pd., MM., menyampaikan terima kasih kepada Gustami Hidayat, anggota DPRD Sumatera Barat dari komisi V yang sudah menyalurkan pokok-pokok pikirannya melalui kegiatan Dinas Kebudayaan Sumbar.

“Terimakasih kepada bapak Gustami Hidayat, anggota komisi V(lima) DPRD provinsi dari fraksi PKS, yang merupakan mitra Dinas Kebudayaan yang sudah memfasilitasi kegiatan kita ini melalui dana pokir-nya,” ungkap Saifullah.

Saifullah menyebutkan, bahwa satu dari sepuluh objek pemajuan kebudayaan adalah tradisi lisan. Namun tradisi ini mulai ditinggalkan karena alasan kemajuan teknologi.

“Tradisi lisana adalah objek pertama dari 10 objek pemajuan kebudayaan. Ini harus menjadi perhatian kita semua. Tapi yang kita khawatirkan saat ini adalah tradisi lisan ini mulai ditinggalkan.

Diantara alasannya adalah perkembangan tekhnologi, gadget, yang membuat banyak orang hidup sendiri-sendiri,” ungkap Saifullah.

Menurutnta, tradisi saling bercerita akan menguatkan jalinan silaturahim. Selain itu juga akan membentuk karakter.

Lebih lanjut, menurut Saifullah, bercerita, berkisah, mendongeng, juga bisa menyampaikan pesan-pesan agama. Sesuai dengan falsafah budaya Minangkabau Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah.

Lewat program ini diharapkan tradisi tersebut bisa dilestarikan, menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.(*)

Exit mobile version