HARIANHALUAN.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar gencar melakukan sosialisasi pendidikan politik untuk mewujudkan Pemilu Serentak tahun 2024 yang demokratis dengan peningkatan partisipasi pemilih. Sosialisasi yang dilaksanakan menyasar semua sektor baik pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum.
Komisioner KPU Sumbar Jons Manedi mengatakan, menghadapi pemilu 2024 diharapkan partisipasi pemilih lebih meningkat. Sesuai data yang telah dipaparkan terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Sumbar ada sebanyak 4.088.606 jiwa.
“Makanya perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat, untuk mengecek DPT online di www.cekdptonline.kpu.go.id,” ujarnya saat sosialisasi dan pendidikan pemilih Pemilu Serentak tahun 2024 di Kabupaten Solok, Sabtu (12/8).
Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hubungan, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Sumbar itu mengatakan, bahwa pendaftaran DPT tambahan yaitu 30 hari menjelang pemilihan di Panitia Pemungutan Suara (PPS) terdekat.
Divisi yang diampu Jons Manedi menurutnya merupakan beranda KPU. Oleh karena itu, dituntut mampu berinovasi dsn berkreasi dalam memberikan pelayanan informasi pemilu, sehingga bisa meningkatkan partisipasi masyarakat untuk Pemilu 2024.
Jons Manedi mengimbau kepada masyarakat yang belum terdaftar dalam DPT tetapi telah memenuhi syarat sebagai pemilih untuk segara melaporkan atau mendaftarkan data dirinya di sekretariat PPS, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) atau langsung melalui helpdesk KPU kabupaten dan kota.
Menurutnya, hal ini merupakan kebebasan dalam berpendapat yang menjadi ciri negara demokrasi, karena demokrasi tidak lepas dari pemilu. Oleh karena itu, ia mengajak mari bersama-sama menjadi agen dalam proses sosialisasi pemilu.
“Kebebasan berpendapat merupakan salah satu ciri negara demokrasi, untuk itu mari kita gunakan kebebasan berpendapat untuk menyosialisasikan Pemilu 2024, agar jumlah pemilih mencapai persentase yang ditargetkan, jangan gunakan kebebasan dalam berpendapat dengan menyebarkan berita hoaks,” katanya.
Jons Manedi juga mengatakan, bahwa proses pemilu yang bersih akan melahirkan pemimpin yang bersih. Tentu hal ini diharapkan oleh semua pihak demi pembangunan daerah ke arah yang lebih baik lagi. Makanya, masyarakat harus jadi pemilih yang cerdas dan bebas dalam berpendapat yang menjadi ciri negara demokrasi.
Ia berharap, dengan dilakukannya berbagai kegiatan sosialisasi pemilu dan pendidikan pemilih tersebut bisa mempunyai dampak bagi pemilih agar memahami pentingnya hak dan kewajiban masyarakat dalam proses pemilu.
“Dengan adanya sosialisasi ini juga dapat mendorong peningkatan partisipasi pemilih karena pemahaman yang lebih baik mengenai proses pemilihan dan peran masyarakat dalam demokrasi,” katanya.
Jons Manedi menambahkan, bahwa pendidikan pemilih dan sosialisasi pemilu sangat penting dilaksanakan guna menghadirkan demokrasi yang berkualitas sesuai dengan tujuan bersama. Sebab, pendidikan pemilih dan sosialisasi akan memengaruhi partisipasi masyarakat mengenai pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. (h/fdi)