PADANG, HARIANHALUAN.ID — Peneliti dan periset dari Sumatera Barat (Sumbar) Leadership Forum (SBLF), Edo Andrefson, menilai sejumlah mantan kepala daerah Sumbar yang saat ini sedang bersiap untuk bertarung pada pemilihan legislatif (pileg) tahun 2024 mendatang, memiliki peluang berbeda-beda untuk bisa terpilih menjadi wakil rakyat.
Edo menyebut, peluang kemenangan dan kans keterpilihan kepala daerah yang masa jabatannya baru saja berakhir, pasti akan cukup besar, namun potensi kemenangan kepala daerah yang masa jabatannya telah berakhir lebih dari lima tahun, diprediksi akan cukup sulit.
“Bagi kepala daerah yang masa jabatannya telah berakhir lama, lebih dari lima tahun saya kira cukup sulit terpilih menjadi anggota legislatif. Sebab masyarakat pemilih sudah lupa dengan apa yang telah pernah mereka kerjakan,” ujarnya kepada Haluan Senin (28/8).
Berdasarkan Daftar Calon Sementara (DCS) yang beredar, sebut Edo, sejumlah mantan kepala daerah di Sumbar bakal maju sebagai caleg pada pileg 2024 mendatang. Namun sayangnya, dari sederetan nama itu, hanya ada beberapa kepala daerah yang masa jabatannya baru saja habis.
“Seperti Benny Utama, Bupati Pasaman yang akan mundur, Rudi Hariyansyah, Mantan Wakil Bupati Pessel atau Shadiq Pasadiqoe mantan Bupati Tanah Datar yang masa jabatannya berakhir 2025 saya kira mereka punya kans cukup tinggi,” ucapnya.
Namun langkah terjal dan potensi kemenangan yang akan cukup sulit, menurut Edo akan dialami oleh mantan Wali Kota Padang dua periode, Fauzi Bahar, Mantan Bupati Solok, Gusmal, dan Mantan Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin dan sejumlah kepala daerah nan tidak lagi segar lainnya.
Hal itu pun, kata dia, disebabkan karena masa jabatan mereka telah berakhir sejak lama. Akibatnya, masyarakat pemilih sudah mulai lupa dan tidak peduli lagi dengan apa yang pernah mereka perbuat semasa masih menjabat kepala daerah.
Edo menambahkan, sejumlah nama mantan kepala daerah yang telah tercantum ke dalam DCS, bahkan ada juga yang diketahui telah mencoba berulang kali peruntungan untuk terpilih menjadi wakil rakyat pada beberapa Pileg sebelumnya.
“Nah, bagi masyarakat Minang, caleg yang pernah gagal akan menjadi catatan tersendiri sangat jarang mereka mau memilih caleg yang pernah atau berulang kali gagal,” jelasnya
Hal itu pun, menurut Edo, sesuai dengan kenyataan bahwa sampai saat ini belum ada satupun caleg di Sumbar yang berhasil duduk sebagai wakil rakyat pada percobaan kedua atau ketiga mereka
“Masyarakat Minang jarang menumpang kepada orang yang sudah kalah pada periode sebelumnya, masyarakat Minang akan terbawa semangatnya kepada orang yang sudah menang atau new comer yang baru muncul tetapi punya semangat,” tuturnya mengakhiri. (h/fzi)