Penilaian itu semakin diperkuat dengan lolosnya Gibran Rakabuming Raka, yang notabene adalah anak kandung Presiden Jokowi lewat putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang diputuskan ipar Presiden Anwar Usman yang diduga sejak awal telah sengaja dipasang sebagai ketua MK.
“Susah payah pun kelompok kepentingan Jokowi mencari pembenaran atas itu, namun masyarakat Indonesia sudah cerdas dan tidak lagi bisa dibodoh-bodohi. Rakyat telah sadar bahwa demokrasi Indonesia telah hancur di tangan Jokowi,” ucapnya.
Selaku Ketua Umum Badko HMI Sumbar, Ia menilai sosok Jokowi dengan manuver Cawe-Cawe nya jelang Pilpres 2024, bukan lah sosok pemimpin yang patut ditiru dan diteladani oleh generasi muda bangsa Indonesia.
“Selain merusak demokrasi, Jokowi juga telah gagal mensejahterakan Rakyat Indonesia. Jokowi lebih Memprioritaskan kepentingan asing dibandingkan dengan kesejahteraan masyarakat, dan itu terbukti dengan Banyaknya Konflik Proyek Strategis Nasional yang di bangun di era Presiden Jokowi,” tegasnya.
Selama sepuluh tahun memimpin Indonesia, menurut Rustam Budiman, perhatian negara tidak tertuju pada pembangunan yang didasari pada semangat keadilan yang dimulai dari tatanan sistem yang setara dari sisi sosial, ekonomi, budaya maupun politik.
“Artinya, Presiden gagal melihat dengan jeli akar persoalan yang memunculkan ketimpangan yang dalam sehingga pembangunan yang seharusnya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia malah sebaliknya”.
Melihat gejolak Situasional Perpolitikan Bangsa Indonesia saat ini, sambungnya,
Presiden Jokowi jelas – jelas telah merusak proses kualitatif konsolidasi demokrasi, merusak kaderisasi politik, dan menghambat upaya membuat demokrasi sehat dan berkualitas
” Sudah sepantas nya jelang Pilpres 2024 Presiden Jokowi mundur dari jabatan Presiden agar proses Demokrasi berjalan dengan Lancar sesuai dengan amanat Konstitusi dan semangat Reformasi,” pungkasnya. (*).