Ket foto:
Saat KPU Solsel didampingi PPK dan Panwascam SBH mengunjungi Nagari Lubuk Ulang Aling melalui jalur Sungai Batanghari di Kecamatan Sangir Batanghari, Solok Selatan, Senin (29/1). KIKI NOFRIJUM
SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Siang begitu terik, Senin (29/1). Sesuai perencanaannya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solok Selatan akan melakukan kunjungannya ke pelosok nagari yang berada di penghujung Solok Selatan. Nagari itu dalam statusnya juga terbilang sebagai nagari atau desa tertinggal di Provinsi di Sumatra Barat (Sumbar), yakninya Nagari Lubuk Ulang Aling Induk, Kecamatan Sangir Batanghari.
Dari Padang Aro pusat pemerintahan Solok Selatan, butuh waktu tiga jam menuju dermaga kecil di Sitapus, Sangir Batanghari. Kemudian dari dermaga sungai itu, berlanjut tiga sampai empat jam lagi menyusuri jalur Sungai Batanghari menuju lokasi kunjungan ke Nagari Lubuk Ulang Aling Induk.
Sepanjang aliran sungai Batang Sangir dan Sungai Batanghari yang besar dan deras itu, berbagai rintangan harus dihadapi oleh kunjungan KPU Solok Selatan. Tingginya tingkat kerawanan dan risiko perjalanan, memang menjadi alasan utama KPU Solok Selatan untuk mengunjungi lokasi tersebut.
Pelaksanaan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) di Solok Selatan, khususnya di pelosok nagari di Lubuk Ulang Aling, memang menarik perhatian apalagi memasuki kontestasi Pemilu ini. Pasalnya, nagari ini merupakan daerah pemukiman yang berada di perairan sungai, di mana perahu tempel masih menjadi alternatif transportasi untuk mengunjungi daerahnya.
“Kunjungan kita ke Lubuk Ulang Aling ini dalam rangka memastikan kesiapan distribusi logistik seperti surat dan kotak suara ke Lubuk Ulang Aling, karena di daerah ini terdapat enam TPS dan beberapa TPS di dua nagari lagi yang berada di jalur perairan ini,” kata Ketua KPU Solok Selatan, Ade Kurnia Zeli kepada Haluan.
Pentingnya pemastian distribusi logistik ini, jelas Ade Kurnia Zeli, dikarenakan risiko distribusinya yang rawan akan terjadinya kecelakaan dan kerusakan logistik, mengingat Solok Selatan sebagai daerah rawan bencana dan kondisi cuaca di pengawal tahun 2024 yang masih terbilang ekstrem. Sedangkan kemungkinan terbesar penyaluran logistik alternatifnya memang harus melalui jalur sungai tersebut. Sehingga butuh perhatian khusus serta pengawasan ketat untuk pendistribusiannya.
“Kondisi cuaca saai ini masih rawan terhadap bencana alam seperti banjir dan longsor, apalagi di daerah perairan ini. Kalau jalur darat kondisi jalannya ke sana sangatlah parah. Jangankan mobil, dengan motor saja susah melaluinya. Kalau memaksakan jalur darat kita harus memutar ke Dharmasraya dulu yang akan memakan waktu. Belum lagi di sana sulit sinyal yang tentunya komunikasi kita menjadi terbatas,” katanya.
Dengan kondisi yang serba sulit dan rawan itu, KPU Solok Selatan selaku penyelenggara Pemilu ingin memilih jalan yang lebih aman dengan tingkat kerawanan yang lebih kecil. Namun tetap saja, kemungkinan jalur sungai tetap diperlukan kepastian kesiapan yang optimal demi menjaga keselamatan dan keamanan penyaluran.
Pada kunjungan ini, KPU Solok Selatan akan mempertimbangkan berbagai opsi yang akan ditetapkan dalam penyaluran logistiknya. Sehingga hal ini secara konkret akan dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak lainnya seperti Bawaslu dan Polres Solok Selatan.
“Untuk opsi itu adalah kemungkinan penyaluran logistiknya berupa logistik yang sudah dirakit atau belum. Kalau sudah dirakit daya muatnya akan kesulitan. Sebaliknya untuk logistik yang dirakit di tempat, kita membutuhkan FGD dan kesepakatan bersama dengan Bawaslu dan Polres Solok Selatan,” katanya.
Sebaliknya, apabila penyaluran logistik memang harus dilakukan sesuai aturan secara langsung dari gudang logistik, maka selanjutnya penyaluran akan diawasi secara ketat oleh pihak kepolisian didampingi KPU dan Bawaslu hingga sampai ke lokasi.
“Untuk daerah ini kita memang harus mengawasinya secara maksimal agar tidak terjadi kerusakan logistik. Setidaknya dalam penyaluran nanti, pengemasan logistik harus terjamin keamanannya agar kotak suara tidak rusak saat pengantaran,” ujarnya.
Selain itu, untuk penyaluran logistik di Lubuk Ulang Aling dalam perencanaanya akan disalurkan terlebih dahulu dibanding logistik ke daerah lainnya. Setidaknya, logistik untuk nagari tersebut akan disalurkan H-3 pelaksanaan Pemilu pada 14 Februari 2024 nanti.
“Karena memakan waktu, kita mendahulukan penyaluran ke Lubuk Ulang Aling Induk dan dua nagari lainnya. Kita mengharapkan dalam penyaluran dan arus balik nantinya bisa berjalan lancar dan aman,” ujarnya menjelaskan.
Meski dihadapkan dengan kondisi yang rawan, pihak KPU Solok Selatan berkomitmen penuh akan mempertanggungjawabkan semua kesiapannya, termasuk dalam penyaluran logistik ke Nagari Lubuk Ulang Aling Induk, Nagari Lubuk Ulang Aling Selatan dan Nagari Lubuk Ulang Aling Tengah.
Kepastian ini juga bertujuan untuk memastikan kesiapan Pemilu di Solok Selatan dapat berjalan dengan lancar dan aman. Apalagi pada Pemilu sebelumnya, Kabupaten Solok Selatan menjadi daerah dengan tingkat partisipasi Pemilu tertinggi di Sumatra Barat.
“Prestasi ini menjadi tantangan bagi kita untuk mempertahankan dan bahkan menjadi lebih baik lagi. Jadi sesulit apapun kondisi dan kesiapan yang kita jalani, kita akan konsisten untuk menyiapkan tahapan Pemilu ini secara optimal dan bekerja secara bertanggung jawab,” kata Ketua KPU Solok Selatan tersebut. (h/mg-jum)