“Fenomena yang saya lihat selama ini, apa bila seorang kandidat telah menang dan duduk sebagai kepala daerah. Dia akan lupa akan partai pendukungnya, apa lagi dia kurang simpatik, kecuali ketua partai itu dia sendiri,” ujar Nofrizon yang telah berkecimpung di dunia politik sejak tahun 1987.
Seorang calon kandidat kepala daerah di Bukittinggi harus siap mental dan logistik. Informasi yang diketahuinya seorang calon kandidat harus menyiapkan uang mahar sebesar Rp2,5 miliar untuk satu partai selain biaya kampanye dan biaya lainnya.
“Jangankan untuk kepala daerah untuk jadi caleg DPRD saja membutuhkan biaya besar,” ujar Nofrizon.
Ia menilai, figur yang cocok untuk menjabat walikota di Bukittinggi adalah pemimpin yang berani dan tegas. Mampu membangun komunikasi dengan masyarakat serta punya jaringan dengan luas di pemerintah pusat.
“Kita menghimbau kepada masyarakat Bukittinggi untuk memilih figur yang baik. Karena jika salah memilih maka akan merasakan dampaknya selama lima tahun ke depan,” ungkapnya. (*)