Tak lama berselang, Djohermansyah yang akrab dipanggil Prof Djo itu mengatakan, kalau dipikir-pikir, Anies Bawesdan pun juga mantan menteri. Kofifah juga begitu. Mantan menteri juga semua.
Ya, semua kembali kepada Gamawan Fauzi.
Haluan menghubungi Gamawan Fauzi, Sabtu (28/05/22) malam. Koran ini langsung bertanya tentang “bagaimana kira-kira?”. Apa jawaban Gamawan yang disampaikan pada Ope dan Pinto Janir dari Haluan?
“Ope, Pinto… Bagaimana kalau kita bertemu sambil ngopi-ngopi dan bercerita tentang hidup dan kehidupan, negeri dan nagari, kini dan esok?” retorik Gamawan dalam aksara abu-abu.
Ketika terus didesak dengan jawaban pasti, maksudnya, apa mungkin Gamawan Fauzi bersedia mewakafkan pikiran dan jiwanya, hidup dan kehidupannya benar-benar untuk Sumatra Barat—sekali lagi; Gamawan seakan-akan sulit menjawab. Ketika pertanyaan kami terus menjurus ke sana, terkesan Gamawan Fauzi seakan-akan mengalihkan pembicaraan ke soal lain. Namun, dalam bahasa santun beliau mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang memberikan kepercayaan rasa kepada dirinya.
Gamawan Fauzi boleh saja belum menjawab isu publik. Belum menjawab kesediaan diri. Namun, beberapa tokoh-tokoh Sumatra Barat mengapungkan isu ini dengan segala kebahagiaan.
Febby Datuk Bangso tokoh muda, mantan Ketua DPW PKB Sumbar yang kini jadi pengurus DPP PKB, Minggu (29/5), mengatakan, “Nagari yang sangat kito cintoi ini perlu pemimpin yang memikirkan Sumatra Barat secara menyeluruh, bukan sebatas kelompok atau golongan. Nagari ini perlu pemimpin yang memahami tata kelola pemerintahan good governance dan bermanajerial yang baik, baik secara akademis maupun implementasi di lapangan. Nagari ini rindu dan butuh pemimpin yang memiliki skill dan talenta leadership. Semua itu dibutuhkan untuk melihat Sumbar ke depan dan Sumbar bermasa depan. Sosok itu, sebagian besar ada pada Pak Gamawan Fauzi. Pertanyaan satu saja, apa Pak Gamawan mau berendah hati menerima beban ini?”
Sebenarnya juga, isu Gamawan kembali ini sudah sejak setahun silam menjadi bahan atau wacana pikiran yang salah satunya dari seorang Febby Datuk Bangso. “Bung masih ingatkan, setahun silam kita pernah membahas ini?” ujar Febby kepada Pinto Janir dari Haluan.