Sementara itu Menteri Kebudayaan, Dr. Fadli Zon dalam sambutannya juga mengharapkan bahwa Alek Mandeh: Festival Budaya Matrilineal 2024 sebagai bentuk pelestarian atas nilai-nilai sistem matrilineal Minangkabau yang merupakan salah satu potensi budaya bangsa.
“Secara lebih jauh dapat menjadi bukti nyata dari komitmen bersama berbagai pihak dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Artinya, penyelenggaraan Alek Mandeh pada tahun-tahun mendatang diharapkan selain mendapatkan dukungan dari pemerintahan nagari, pemerintahan kabupaten dan Kementerian Kebudayaan, juga dapat didukung oleh stakeholder lainnya, agar iven ini dimiliki secara bersama, dan memiliki peran signifikan di dalam memajukan kebudayaan Indonesia,” ujarnya.
Pernyataan Menteri Kebudayaan tersebut dikuatkan oleh Kepala BPK III Sumbar, Undri. Menurutnya, pelaksanaan Alek Mandeh: Festival Budaya Matrilineal ini adalah bentuk pelestarian berkelanjutan, setelah sistem matrilineal ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTbI) tahun 2013, dan Perkampungan Adat Nagari Sijunjung yang juga ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional tahun 2017.
“Di samping itu, Alek Mandeh juga adalah salah satu usaha untuk menciptakan ruang bersama bagi pelaku, pengamat dan masyarakat luas untuk melihat akar tradisi matrilineal sebagai sumber dari berbagai atraksi seni dan budaya Minangkabau,” katanya.
Mewakili Panitia Pelaksana yang terdiri dari berbagai komunitas, Kurator Alek Mandeh, Dede Pramayoza menyampaikan harapannya agar Alek Mendeh semakin memberikan dampak baik terhadap peningkatan kesejahteraan, sehingga memunculkan kebanggaan dan keyakinan masyarakat dalam melestarikan kebudayaannya.
“Dengan kata lain, budaya matrilineal Minangkabau yang dicerminkan secara representatif oleh Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, yang juga tercermin melalui upacara adat bakaua adat serta tradisi batoboh kongsi, diharapkan dapat menjadi modal penting bagi pembangunan kebudayaan yang bisa berdampak baik sebagai bentuk peranti ketahanan budaya dan sekaligus sumber ekonomi budaya,” katanya.
Pentas seni dalam Alek Mandeh 2024 ini akan menampilkan tiga nomor karya dengan fokus pada potret “ambang” Matrilineal Minangkabau. Nomor pertama adalah karya tari bertajuk Rantak Nagari Parampuan dengan koreografer Susas Rita Loravianti.