Begitu pula, lanjutnya, bila ada event-event sastra di luar negeri, terakhir ke Perancis.
“Ya, orangnya itu-itu saja, terutama orang-orang tertentu yang sudah punya link ke pemerintah dan swasta. Penulis yang dapat berangkat ke luar negeri dipilih dari anggota mereka sendiri berdasarkan selera bukan secara acak. Seperti yang kemarin berangkat ke Perancis dari dia ke dia lagi,” tegasnya.
Tatan Daniel pada acara diskusi sastra terbuka peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 karya Penyair Syarifuddin Arifin berjudul IGA, RINDU TANAH PLASENTA di kolong jembatan layang (flyover) Depok Baru, Minggu siang (3/9/2023) juga senada dengan pendapat Fanny Jonathans Poyk.
“Penyair menulis puisi karya sendiri. Lalu mencetak buku dengan biaya sendiri, dan menjajakan buku seorang diri juga. Dimanakah negara ? Bandingkan dengan negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam atau Thailand, dan seterusnya. Saya ini tidak menyinggung isu buku, tetapi pada fisik buku.Tentu berkaitan dengan kita semua, dimana kita masih bikin puisi sendiri, cetak sendiri, dan menjual buku sendiri,” katanya seraya mempertanyakan setelah cetak buku antologi puisi apa yang kita terima?
“Jangan-jangan buku antologi puisi tunggal IGA RINDU TANAH PLASENTA karya Syarifuddin Arifin ini bisa hanya tersimpan di rak-rak buku Mas Arief Joko Wicaksono yang dikenal tekun dan cermat dengan penuh kasih sayang menyimpan buku dan karya sastra seperti HB.Jassin. Ataukah seperti seorang Adri Darmadji Woko yang beberapa waktu lalu publish persoalan musibah kematian kecil karena buku-buku sastra yang disimpannya dimakan rayap dan dihantam bencana banjir,” katanya.
“Ini persoalan kita bersama. Buku antologi puisi itu seharusnya bisa dicetak oleh negara. Saya kira hal-hal seperti ini pantas juga dilihat oleh para petinggi di kementerian. Saya ingat saat duduk di bangku SMP buku-buku koleksi Balai Pustaka dan Balai Pustaka juga menyebar sampai ke sekolah saya yang jaraknya kurang lebih 150 kilometer dari Kota Medan. Buku-buku sastra ini bisa dibeli negara dan royalti dibayar kepada penyair,” ujarnya.