Kali ini saya memenuhi undangan untuk mengikuti acara peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 berjudul IGA RINDU TANAH PLASENTA karya Penyair dari Kota Padang, Sumatera Barat Syarifuddin Arifin.
Kemudian dilanjutkan dengan diskusi sastra bedah buku antologi puisi tunggal tersebut dengan nara sumber Prof.Dr.Wahyu Wibowo (pendamping) dan Arief Joko Wicaksono (pemantik) sambil diselingi baca puisi dengan mengutip kumpulan puisi tunggak IGA RINDU TANAH PLASENTA.
Pada akhirnya-jelang matahari terbenam- pada Minggu malam (3/9/2023) saya juga diberi kesempatan untuk baca puisi salah satu dari puisi karya Syarifuddin Arifin, seorang Penyair dan Sastrawan dari Kota Padang, Sumatera Barat.
Ada satu pertemuan tak sengaja. Pada malam itu sebelum saya meninggalkan lokasi acara, saya melihat sesosok lelaki seperti kawan sekolah saya sewaktu masih duduk di bangku SMP 85 (SMP 12 siang-red) sekitar tahun 1976-1977.
Lalu saya dekati lelaki tersebut. Setelah bertutur sapa sebentar, ternyata sosok lelaki itu-sempat ikut baca puisi juga- bernama Logo Situmorang (salah satu putera dari Penyair dan Sastrawan Sitor Situmorang).
Dan, benar. Logo Situmorang adalah kawan saya ketika kami sama-sama bersekolah di bangku SMP 85 (SMP XII siang) di Jalan Wijaya XII, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekitar tahun 1976-1977.
Salam Puisi Indonesia.
Menulis Puisi Memang Tak Pernah Mati.
(**/Penyair Pulo Lasman Simanjuntak)