Nanda berharap peserta workshop itu nantinya menjadi generasi penerus Songket Canduang kepada anak cucu di masa yang akan datang. Dan Songket Canduang dapat kembali berjaya di tanah air.
Nanda melihat, motif Songket Canduang tergolong unik jika dibandingkan dengan Songket lainnya di Sumbar. Salah satu keunikkannya terletak pada motif yang lebih besar. “Kalau Songket Pandai Sikek barisnya paling banyak 100 baris, tapi kalau Songket Canduang bisa mencapai 270 baris,” katanya.
Wali Nagari Canduang Koto Laweh, Syahhendra menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Revitalisasi Songket Canduang. Ia melihat masyarakat sangat antusias, karena merupakan salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat.
“Masyarakat kita sangat antusias untuk mengikuti workshop ini. Namun pesertanya sangat terbatas. Sehingga perlu dipilih orang yang betul-betul serius mengeluti bidang songket ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar, Sufriadi menyatakan kesiapannya mendukung kegiatan Revitalisasi Songket Canduang. Bahkan pihaknya akan memfasilitasi pameran hasil Revitalisasi Songket Canduang di Galeri Taman Budaya Sumatra Barat pada Mei mendatang. (*)