HARIANHALUAN.ID – BKKBN Provinsi Sumbar telah melatih sebanyak 10 ribu orang Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Sumatra Barat. Sebab, TPK adalah ujung tombak penangganan stunting di lapangan yang mendampingi keluarga berisiko stunting.
Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar, Fatmawati ketika mengelar sosialisasi Advokasi dan KIE Penurunan Stunting bersama dengan anggota DPR RI, Ade Rezki Pratama di Kantor Wali Nagari Pakan Sinayan, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sabtu (8/4/2023).
“Butuh waktu yang lama untuk melatih TPK sebanyak itu. Untuk melatih TPK, kita mengundang fasilitator dari kab/kota, OPD KB. Tugas TPK mulai dari mengadukasi masyarakat tentang pola hidup yang sehat, pemenuhan gizi dan pemeriksaan ibu hamil,” kata Fatmawati.
TPK, jelas Fatmawati, tak hanya mendampingi ibu saat hamil saja, namun juga mendampingi sang ibu agar supaya ber-KB. Sebab, jika jarak kelahiran anak yang satu dengan anak berikutnya sangat dekat, maka berisiko anak akan menjadi stunting. “Saat ini, dari empat bayi yang lahir di Kabupaten Agam, satunya merupakan stunting atau 25 persen,” ujarnya.
Selain itu, kasus stunting bisa juga terjadi karena faktor tidak langsung, seperti rumah tidak layak huni, lingkungan yang tidak sehat dan faktor ekonomi.
Camat Banuhampu, Susi Karmila menyebutkan, jumlah kasus stunting di Kecamatan Banuhampu berjumlah 225 orang atau sekitar 8,8 persen. “Dari 16 kecamatan di Kabupaten Agam, kita masuk yang lima besar atau daerah kuning, yang artinya harus hati-hati,” kata Susi.