Dijelaskannya, penggunaan pupuk organik pada pertanian tanaman pangan, mampu memperbaiki unsur hara tanaman yang hilang dan rusak akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
“Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan akan mematikan organisme tanah, Akibatnya tanah menjadi gersang tidak subur. Dan menyebabkan tanaman tidak tumbuh optimal,” jelasnya.
Keberhasilan Keltan Gaduik Nan Limo Sakato, dalam menggelorakan semangat pertanian hijau organik ramah lingkungan berbiaya murah ini, juga telah memantik perhatian Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Barat.
Petugas Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Dan Pengembangan Agen Hayati (LPHP – PAH) Bukittinggi, Elvia mengatakan, Keltan Gaduik Nan Limo Sakato adalah salah satu dari dua kelompok tani percontohan di Sumbar pada tahun ini.
“Selain Keltan Gaduik Nan Limo Sakato, kami juga membina Kelompok Tani Gantiang Sepakat, Matur Katik. Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam. Keduanya adalah Keltan percontohan,” ujarnya kepada Haluan Kamis (31/8).
Elvia menjelaskan, Distanhortbun Sumbar, bahkan telah memberikan bantuan pengadaan sarana dan prasarana laboratorium Klinik Pengendalian Hama Tanaman (PHT) bagi Keltan Gaduik Nan Limo Sakato.
” Bantuan Sarpras Laboratorium PHT diserahkan sejak bulan Juni 2023 lalu. Bantuan berupa kulkas, kompor, timbangan digital serta 19 item peralatan laboratorium pembuatan pupuk organik lainnya,” ungkapnya.