HARIANHALUAN.ID – Rumah Sakit Otak DR Drs Hatta (RSOMH) Bukittinggi kini telah mengoperasikan alat Cathlab yang sangat canggih.
Cathlab adalah alat yang bisa digunakan untuk diagnostik (pemeriksaan penunjang) dan sekaligus untuk therapeutik (pengobatan) terutama untuk kasus stroke. Baik stroke pendarahan, karena pecah pembuluh darah atau stroke penyumbatan berulang.
Sebagai bentuk optimalisasi alat Cathlab, maka pada Kamis 16 Maret 2023 dilakukan tindakan pelayanan Cathlab terhadap seorang pasien laki- laki di ruangan Cathlab RSOMH Bukittinggi.
Tim dokter dipimpin oleh dr. Bambang Tri Prasetyo, Sp. S FINS dari RS Pusat Otak Nasional (PON) Jakarta sebagai rumah sakit pengampuan bersama tim gabungan Radiografer dan Tim Perawat dari RS PON Jakarta dan RSOMH Bukittinggi.
“Sejak seminggu lalu, kita telah melakukan pemeriksaan Digital Subtraction Angiography (DSA) untuk melihat pembuluh darah pasien stroke, dari leher hingga ke otak sekaligus memberikan tindakan pengobatan,” kata Bambang didampinggi dr. Isral, Sp. Jp. FIHA (K) dan dr. Marfriandy, Sp. N.
Ia menjelaskan, alat Cathlab itu sangat bagus sekali karena satu penginjeksian dapat dilihat dari belakang maupun samping pembuluh darah. Oleh sebab itu, di Indonesia tidak banyak rumah sakit yang memiliki alat tersebut.
Umumnya, alat Cathlab itu digunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah leher dan otak secara detil khususnya pada kasus kelainan pembuluh darah atau kasus stroke sumbatan akut, seperti kasus yang dialami artis Indra Bakti baru-baru ini.
Menurut Bambang, angka kesembuhan pasien stroke tergantung dari penangganan awal pasien kena stroke. “Kesembuhan tidak bisa disamakan dengan pasien yang penangganannya diawal satu jam kena stroke dengan pasien yang ditangani 10 jam dari kena stroke. Tingkat kecacatan pasien stroke dapat diminimalisir apabila ditangani dengan cepat, tepat dan baik,” ujar Bambang kepada Haluan, Kamis (26/3/2023).
Sementara itu, Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSOMH Bukittinggi, dr. Ruhaya Fitrina, Sp.S (K) mengatakan, peralatan Cathlab tersebut merupakan pemberian Kementerian Kesehatan RI tahun 2018. Pada saat itu, Cathlab belum sempat beroperasi, karena terkendala masa pendemi Covid-19 yang akhirnya Cathlab itu vakum. Namun, kini Cathlab dioptimalkan kembali di bawah pimpinan dr. Bambang.
“Dulu dr. Bambang juga yang mengoperasionalkan peralatan ini. Pada kesempatan ini, kita kembali mengoptimalkan peralatan ini. Alat ini sangat canggih mendiagnosa dan menterapi pembuluh darah otak dan jantung,” kata Ruhaya.
Menurutnya, pasien yang berobat di RSOMH 80 persennya adalah pasien stroke karena itu namanya rumah sakit otak milik Kementerian Kesehatan RI. “Rumah sakit kita ini juga melayani pasien BPJS. Jika pasien umum yang menggunakan Cathlab biayanya mencapai puluhan juta,” ujarnya didampinggi Kasubag Pemasaran RSOMH, David. (*)