Ratusan Jemaah Tarekat Syattariah Bukittinggi Salat Idul Fitri Senin Pagi di Masjid Nurul Huda Panganak

Suasana salat Idul Fitri 1444 H Jemaah Syattariah Bukittinggi, Senin (24/4) pagi.

BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Ratusan jemaah Tarekat Syattariah (Syatri) di Kota Bukittinggi, baru hari ini merayakan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, Senin (24/4) pagi.

Seperti jemaah umat muslim lainnya, mereka menggelar Salat Idul Fitri berjemaah sekitar pukul 08.00 WIB di Masjid Nurul Huda Panganak. Kemudian dilanjutkan dengan takbir lalu Salat Idul Fitri dan diakhiri dengan khutbah berbahasa Arab yang disampaikan oleh pimpinan Tarekat Syatri di Bukittinggi, Pakiah Tuanku Nan Basa.

Namun yang menjadi perbedaan, jemaah tersebut  melihat hilal dilakukan dengan cara ‘melihat bulan’ dengan mata telanjang.

Dikutip dari radarutara.id, Pimpinan jemaah tarekat Syatri, Pakiah Tuanku Nan Basa mengatakan, keputusan pelaksanaan Idul Fitri hari ini berdasarkan metode hisab takwim yaitu memantau hilal dengan cara ‘melihat bulan’ yang dilakukan Jumat sore.

“Dengan terlihatnya hilal sekitar pukul 18.22 WIB kemarin, ibadah puasa Ramadan genap dilaksanakan jemaah Syattariah selama 30 hari,” ujarnya di lokasi.

Dirinya menyebutkan, selain di Panganak sejumlah jemaah Syatri lain yang tersebar berbagai kota di beberapa provinsi juga menggelar Salat Id di masjid-masjid daerahnya masing-masing.

Tarekat Syatri yang berpusat di Panorama Baru, Kelurahan Panganak, Bukittinggi dengan pengikut yang tersebar di berbagai wilayah di Sumatera Barat dan beberapa daerah di Provinsi Jambi, Bengkulu, hingga Sumatera Selatan ini kerap lebih lambat satu hari melaksanakan Idul Fitri dan awal Ramadan dengan penetapan yang dilakukan pemerintah.

“Penentuan 1 Syawal yang berbeda dengan pemerintah seperti saat ini sudah kesekian kalinya dilakukan oleh Tarekat Syatri,” jelasnya. ***

Exit mobile version