Pengolahan Limbah Infeksius RSAM Bukitinggi Tuai Apresiasi dari Gubernur Sumbar

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah saat meninjau fasilitas pengolahan limbah infeksius milik RSAM Bukittinggi pada Sabtu (1/7) lalu. IST

BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID — Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi langkah inovatif manajemen Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi dalam pengelolaan limbah infeksius.

Program inovatif yang diberi nama Limbah Layakku Menuju Green Hospital (Lilaku 4 GH) itu telah sesuai dengan program unggulan Pemprov Sumbar untuk menghadirkan Sumbar berkeadilan melalui optimalisasi pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan penyediaan tempat pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun.

“Ini adalah langkah cerdas, terobosan baru untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih disekitar rumah sakit,” kata Mahyeldi saat berkunjung ke lokasi pengolahan limbah infeksius di RSAM Bukittinggi pada Sabtu (1/7).

Mahyeldi mengaku bangga atas upaya transformasi yang telah dilakukan RSAM untuk mewujudkan rumah sakit ramah lingkungan di Sumbar. Ia menilai inovasi tersebut tidak hanya ramah terhadap lingkungan, tetapi juga dapat menekan biaya penanganan limbah di internal rumah sakit.

“Inovasi Lilaku 4 GH ini selain dapat meminimalkan polusi dan cemaran lingkungan juga bisa menghemat pengeluaran rumah sakit dalam penanganan limbah infeksius. Kita patut berbangga dengan hal ini,” ujar Mahyeldi.

Ia menyebut, menurut informasi dari tenaga ahli, pengelolaan limbah di rumah sakit tersebut telah dinyatakan steril dan tidak membahayakan lingkungan sekitar. Bahkan, air hasil pengolahan limbah tersebut dapat digunakan untuk memelihara ikan.

Mahyeldi berharap, teknologi yang sama dapat diterapkan pada seluruh rumah sakit dan puskesmas lainnya di Sumbar, ia akan minta Dinas Kesehatan Sumbar mengkaji hal tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Direktur RSAM Bukittinggi, drg. Busril menyampaikan, inovasi LILAKU 4 GH itu merupakan bahagian dari upaya manajemen untuk menjadikan RSAM Bukittinggi sebagai rumah sakit ramah lingkungan.

“Kami terus berupaya untuk menjadikan RSAM lebih ramah lingkungan. Salah satu caranya melalui program Lilaku 4 GH ini,” kata Busril.

Ia menuturkan, untuk pengolahan limbah cair, pihaknya telah mengolahnya dengan alat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), sehingga aman untuk lingkungan. Sedangkan untuk limbah padat, memang masih melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.

Ia menegaskan bahwa sejauh ini, semenjak tahun 2018 hingga 2022, RSAM telah berhasil mendaur ulang 19 ton limbah botol infus yang tidak terkontaminasi cairan tubuh. Dengan itu pihaknya berhasil menekan pengeluaran untuk pengolahan limbah infeksius sebesar 20 persen atau setara dengan Rp257.750.100.

Tidak hanya itu, melalui pengolahan tersebut pihaknya juga berhasil memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp20.251.270 dari penjualan hasil olahan limbah botol infus yang total beratnya mencapai 3.115,58 kg. “Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari inovasi pengolahan limbah ini, tidak hanya penghematan tapi juga ada pendapatan disana” ujar Busril. (h/dan)

Exit mobile version