BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali langka di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (Sumbar).
Kelangkaan BBM jenis pertalite dan bio solar ini, terjadi sejak beberapa bulan belakangan. Hal tersebut terlihat dari sering kosongnya stok BBM jenis tersebut dan terjadinya antrean panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU).
Pantauan Haluan, Selasa (14/11/2023), antrean panjang kendaraan terjadi di sejumlah SPBU Kota Bukittinggi, diantaranya di SPBU Gaduik, SPBU Simpang Yarsi, SPBU By Pass Aur Kuning dan SPBU Garegeh. Selain itu, stok BBM bersubsidi juga kosong di beberapa SPBU tersebut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari beberapa petugas SPBU di Kota Bukittinggi, kelangkaan BBM bersubsidi ini terjadi karena adanya pengurangan pasokan dari Pertamina. Pengurangan ini bisa mencapai 50 persen pasokan normal setiap harinya.
“Pengurangan pasokan ini sudah lumrah terjadi setiap akhir tahun. Akibatnya, antrean panjang dan kekosongan stok sering terjadi setiap momen ini. Tak tahu apa masalahnya. Tapi yang jelas, tampaknya hingga saat ini tidak ada solusi terkait hal ini. Hal ini selalu berlanjut,” ucap salah seorang petugas SPBU yang tidak mau namanya ditulis.
“Karena kelangkaan ini, melihat truk pengangkut BBM tengah bongkar saja, masyarakat sudah mulai memarkirkan kendaraannya di antrean. Alhasil, terjadi antrean panjang. Nah, karena hal ini, kami pihak SPBU yang disalahkan karena mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Padahal bisa saja kan pasokan ditambah atau dinormalkan, sehingga tidak terjadi hal tersebut. Mudah-mudahan segera ada solusinya,” ucapnya yang juga gusar dengan permasalahan kelangkaan BBM ini.
Sementara itu, salah seorang kurir sepeda motor Dian mengatakan, Ia sudah antre lebih kurang 45 menit untuk mengisi BBM jenis pertalite. Menurutnya, kelangkaan pertalite sudah ia rasakan sejak tiga bulan belakangan.
“Bekerja sebagai kurir sepeda motor, saya biasa menghabiskan tiga sampai empat liter pertalite dalam sehari. Itu pun bisa lebih, jika orderan lebih banyak,” katanya.
Menurut Dian yang setiap hari mengitari Kota Bukittinggi dalam menjalankan pekejaannya, BBM jenis pertalite hanya tersedia beberapa jam saja setiap harinya di masing-masing SPBU di Kota Bukittinggi. Oleh sebab itu, ia selalu mengisi penuh tangki sepeda motornya ketika bertemu SPBU yang masih tersedia stok pertalitenya. Hal ini ia lakukan agar kelangkaan pertalite ini tidak mengganggu kelancaran pekerjaannya.
“Rata-rata pertalite hanya tersedia beberapa jam saja di masing-masing SPBU. Dalam sehari, lebih banyak kosong dari pada tersedia stok. Makanya, selalu ikut antre jika menemui SPBU yang ada stok pertalitenya,” kata Dian. (*)