Lebih lanjut ia sampaikan, ternak yang terpapar virus PMK, masih bisa diobati dengan pemberian antibiotik, vitamin dan obat demam selama ternak tersebut belum ambruk atau lumpuh.
Pada tahap pertama inkubasi PMK, sapi akan menunjukkan gejala peningkatan suhu tubuh cukup tinggi. Pada tahap selanjutnya, nafsu makan ternak akan berkurang.
Ketika penyakit sudah bertambah parah, akan muncul lesi atau sariawan pada bagian mulut ternak. Kondisi ini biasanya akan diikuti dengan peningkatan saliva atau air liur secara berlebihan.
“Kemudian baru akan muncul luka di bagian kuku kaki. Untuk ternak besar silangan seperti Simental dan Limousin, inilah fase kritisnya. Makanya kita mendorong peternak segera melapor kepada petugas begitu melihat sapi sudah mengalami gejala,” ucapnya.
Sebab menurutnya, penyembuhan akan sangat sulit dilakukan jika hewan ternak sudah terlanjur ambruk atau lumpuh. Satu-satunya langkah minimalisir kerugian yang bisa dilakukan ketika sapi sudah lumpuh, hanyalah dengan tindakan potong paksa.
“Agar penyebaran tidak semakin parah, jika ada ternak yang terpapar peternak harus segera melakukan karantina dan memisahkannya dari kawanan yang masih sehat,” pungkasnya. (*)