HALUANNEWS, SOLOK SELATAN – Dinas Pertanian Solok Selatan (Distan Solsel) memperketat pengawasan keluar masuk hewan ternak untuk mengantisipasi penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hingga saat ini jumlah kasus PMK di Solsel sudah mencapai 115 kasus.
Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Nurhayati menjelaskan, kebijakan lockdown memang belum diterapkan mengingat stok kebutuhan hewan ternak untuk persiapan Hari Raya Iduladha mendatang masih kurang.
“Sesuai dengan instruksi bupati, kita di Solsel hanya memperketat pengawasan terhadap keluar masuk hewan ternak saja, karena beberapa daerah kebutuhan hewan ternak untuk Iduladha masih ada yang kurang. Sehingga pemberdayaan hewan ternak hanya dilakukan bagi daerah di Sumatra Barat saja,” ujarnya.
Nurhayati menjelaskan bahwa kebijakan memperketat pengawasan hewan ternak menjadi prioritas Kabupaten Solsel, untuk membantu daerah yang kekurangan stok hewan ternak. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperketat pengawasan tersebut adalah laporan, pengecekan kondisi kesehatan hewan dan upaya lainnya.
“Ini telah kita sosialisasikan sebelumnya kepada peternak di Solok Selatan. Kebijakan pengawasan ini tidak hanya sebagai kebijakan dan antisipasi saja, akan tetapi juga mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bekerja sebagai peternak lokal, apalagi menjelang Iduladha,” ujarnya menjelaskan.
Di Solok Selatan sendiri, hewan ternak ruminansia yang positif terpapar PMK berjumlah 115 ekor yang tersebar di empat kecamatan, yakni Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), Sangir, Sangir Jujuan, dan Sangir Balai Janggo.