Diketahui, PLTP Muara Laboh Unit-2 merupakan ekspansi dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Liki Pinangawan-Muaralaboh yang memiliki potensi mencapai 220 megawatt. Unit-2 ditargetkan mulai beroperasi secara komersial (COD) pada tahun 2027 dengan nilai investasi sebesar Rp8,2 triliun.
Secara teknis, pembangkit ini diproyeksikan mampu menyuplai energi listrik untuk sekitar 900.000 rumah tangga, mengurangi emisi karbon sebesar 938.000 ton CO2 per tahun, serta menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja saat tahap konstruksi, dan 300 hingga 400 tenaga kerja di masa operasional.
Mahyeldi juga menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi akan terus mendorong pengembangan panas bumi di wilayah potensial lainnya di Sumbar.
“Wilayah seperti Dharmasraya dan Pasaman juga memiliki potensi panas bumi yang sedang kami kaji untuk pengembangan ke depan,” ungkapnya.
Secara keseluruhan, Presiden Prabowo dalam kesempatan tersebut meresmikan 55 proyek energi bersih di 15 provinsi, yang terdiri atas 50 proyek siap operasi komersial.
Hingga saat ini, sudah ada lima proyek yang baru memasuki tahap awal pembangunan, termasuk PLTP Muara Laboh Unit-2, dengan total kapasitas 260 MWAcara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Bupati Bondowoso beserta jajaran; Direktur Utama PT PLN (Persero); serta pimpinan perusahaan pengembang panas bumi, di antaranya PT. Supreme Energy Muara Laboh, PT. Medco Cahaya Geothermal, dan PT. Pertamina Geothermal Energy. (adpsb)