Perayaan Tahun Baru 2022 di Sumbar Tanpa Gegap Gempita

PADANG, HALUAN — Kendati tidak dilakukan pembatasan seperti tahun lalu, namun perayaan pergantian tahun di sejumlah daerah di Sumatra Barat tidak segegap gempita layaknya tahun-tahun sebelum pandemi. Selain karena adanya imbauan dari pemerintah daerah, faktor cuaca juga membuat sejumlah kegiatan batal berlangsung.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, secara umum kondisi keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di Sumbar dalam menyambut Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) berlangsung kondusif tanpa gangguan.

Ia mengatakan, rekayasa lalu lintas yang diberlakukan Polda Sumbar di sejumlah titik yang diperkirakan akan dipadati oleh pengunjung, juga berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini tak terlepas dari persiapan matang yang sudah dilakukan jauh-jauh hari.

“Tahun ini, untuk pengamanan Nataru, Polda Sumbar menerjunkan 664 personel serta mendirikan 40 posko pengamanan dan 20 posko pelayanan di sejumlah titik yang diperkirakan rawan,” ujarnya.

Lebih jauh, Satake juga mengatakan, dalam Operasi Lilin Singgalang 2021 itu, pihaknya juga tidak memberlakukan sanksi tilang bagi pengendara. Melainkan hanya memberlakukan pengecekan sertifikat vaksin di sejumlah tempat yang dipadati pengunjung.

“Untuk penilangan atau penindakan kendaraan, pada malam tahun baru ataupun malam Natal tidak ada. Hanya saja Polda Sumbar tahun ini melakukan pengecekan sertifikat vaksin Covid-19 bagi para pengunjung. Jika ditemukan ada yang belum divaksin, maka akan diarahkan untuk menuju posko vaksinasi yang telah disediakan,” ucapnya.

Kabag Ops Polresta Padang, Kompol Andi P Lorena juga mengatakan hal senada. Ia mengatakan, di kawasan Pantai Padang yang diperkirakan sebelumnya akan dipadati oleh pengunjung pada saat malam pergantian tahun, arus lalu lintas terpantau ramai dan lancar. Begitu pun dengan pemberlakuan sistem satu arah di kawasan Jembatan Siti Nurbaya.

“Kemacetan terbukti dapat kami minimalisasi dengan rekayasa lalu lintas. Kalaupun ada kemacetan, langsung diatasi oleh personel kepolisian bersama petugas gabungan yang telah disiagakan sebelumnya,” ucapnya.

Berdasarkan pantauan Haluan di di kawasan Pantai Padang pada malam perayaan tahun baru, aktivitas lalu lintas terlihat ramai lancar. Sedikit kemacetan hanya tampak terjadi pada pintu keluar yang telah ditentukan petugas sebelumnya, yaitu di depan Polsek Padang Barat. Kemacetan terjadi akibat bertemunya arus kendaraan dari jalan S. Parman dengan arus kendaraan pengunjung yang keluar dari kawasan Pantai Padang melalui Simpang Ujung Gurun. Di samping itu, hujan dengan intensitas sedang yang terjadi sekitar pukul 22.35 WIB juga ikut membantu mengurai kemacetan yang terjadi di kawasan Pantai Padang menjelang malam pergantian tahun.

Beberapa orang pengunjung kawasan Pantai Padang mengaku sengaja datang untuk merayakan malam pergantian tahun. Salah seorang pengunjung, Andes (34) mengaku sengaja datang dari Kota Payakumbuh bersama keluarganya.

“Tahun ini ingin jalan-jalan saja ke Kota Padang untuk merayakan malam pergantian tahun. Di sini kan banyak penjual makanan ataupun kafe, suasananya juga pas untuk merayakan malam pergantian tahun bersama keluarga. Hitung-hitung sekalian liburan juga,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan oleh Luki (23), seorang pengunjung yang ditemui Haluan di kawasan IORA. Ia mengaku datang ke Pantai Padang dengan menggunakan sepeda motor bersama teman-teman kuliahnya.

“Ingin jalan-jalan saja, konvoi keliling Padang menjelang pergantian tahun. Walaupun agak macet tapi kan suasananya ramai. Ssudah lama juga tidak melihat keramaian seperti ini di Pantai Padang,” katanya.

Sementara itu, di sejumlah daerah lain di Sumbar, kegiatan perayaan tahun baru justru urung dilakukan. Di Kota Solok misalnya, yang diguyur hujan lebat saat momen pergantian tahun. Hujan lebat lebat yang mengguyur sejak pukul 22.15 WIB tersebut baru berhenti sekitar pukul 01.15 WIB.

Kapolres Solok Kota, AKBP Ferry Suwandi menagatakan, guna mengamankan perayaan tahun baru, pihaknya menurunkan hampir 300 personel. Kendati telah melakukan sejumlah persiapan, namun ia mengaku pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tidak merayakan tahun baru dengan keramaian. “Kami akan melakukan pembubaran jika masyarakat berkumpul dalam jumlah banyak untuk merayakan pergantian tahun,” kata Kabag Humas Polres Solok Kota, Iptu Edi Yuhendra.

Imbauan serupa juga diberlakukan di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar). Kendati sebanyak 176 personel kepolisian telah diterjunkan guna mengamankan malam pergantian tahun, namun Pemkab Pasbar tetap meminta masyarakat tidak elakukan kegiatan untuk merayakan tahun baru.

“Tidak ada yang merayakan malam pergantian tahun dengan membakar, membunyikan, serta menyalakan petasan, kembang api, dan sebagainya. Bersama Kapolres, Dandim, dan Satpol PP, semua berjalan dan bertugas mengamankan Pasbar selama malam pergantian tahun,” kata Hamsuardi.

Kunjungan Wisata Meningkat

Kendati tidak melakukan kegiatan perayaan tahun baru, namun jumlah kunjungan saat momen libur Nataru di sejumlah daerah diperkirakan meningkat. Di Kota Bukittinggi misalnya, meski menutup kawasan Jam Gadang selama malam pergantian tahun, tetapi tingkat kunjungan ke Kota Wisata tersebut tetap membludak. Objek wisata Jam Gadang, Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK), dan Taman Panorama Lubang Jepang masih menjadi pilihan pengunjung untuk mengisi libur Nataru.

“Alhamdulillah, selama libur Nataru tingkat kunjungan warga ke Bukittinggi meningkat. Namun demikian, Pemko Bukittinggi tidak menggelar kegiatan selama malam pergantian tahun. Karena sebelumnya Wali Kota Bukittinggi telah mengeluarkan imbauan terkait pergantian tahun tersebut. Salah satunya, untuk tidak merayakan, berkumpul, dan sejenisnya. Kemudian, tempat-tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi perayaan pergantian tahun diawasi secara ketat oleh aparat,” kata kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi, Supadria.

Selama libur Nataru, objek wisata di Kota Bukittinggi tetap dibuka untuk umum dengan memerhatikan protokol kesehatan. Peningkatan kunjungan di objek wisata terlihat di objek wisata berbayar, seperti TMSBK dan Taman Panorama.

Selain itu, kepadatan pengunjung juga terlihat di sekitar lokasi pedestrian Jam Gadang yang telah dipasang pagar pembatas. Pemasangan pagar pembatas ini untuk menghindari penumpukan warga saat malam pergantian tahun.

“Agar tidak terjadi penumpukan warga di Jam Gadang selama libur Nataru, maka akses masuk ke Jam Gadang dipasang pagar besi. Saat malam pergantian tahun, lampu penerangan di Jam Gadang juga kami matikan. Jadi, tidak ada aktivitas warga saat malam pergantian tahun di Jam Gadang,” ucap Supadria.

Sementara itu, di Kabupaten Agam, jumlah pengunjung objek wisata dibatasi guna mengantisipasi penyebaran Covid-19. Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Agam, Syatria menyatakan, selama malam tahun baru, pihaknya tidak melakukan penutupan secara khusus terhadap objek wisata.

Kendati demikian, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, pihaknya menurunkan tim untuk melakukan pemantauan terhadap objek wisata. “Tim ini untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan di objek wisata, khususnya pada malam pergantian tahun,” katanya. (h/mg-fzi/alf/ows/tot/mg-per)

Exit mobile version