PADANG, HARIANHALUAN.ID — Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang telah dilaksanakan sejak 25 Juli 2025 di sejumlah wilayah Sumatera Barat (Sumbar) mulai menunjukkan hasil positif. Namun, untuk memastikan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) benar-benar dapat ditekan, pelaksanaan OMC diputuskan diperpanjang selama dua hari ke depan.
Perpanjangan ini merupakan hasil keputusan rapat evaluasi bersama yang melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, BMKG Stasiun BIM, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, PT Songo Aviasi Indonesia, serta tim teknis OMC lainnya.
“Dari rapat tadi, berdasarkan hasil evaluasi BNPB dan BMKG, maka OMC di Sumbar ditambah hanya untuk dua hari ke depan,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, Selasa (29/7/2025).
Menurut Rudy, pelaksanaan OMC selama lima hari terakhir telah memberikan dampak yang signifikan terhadap penurunan titik api. Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Solok yang sebelumnya cukup terdampak, kini tercatat hampir nol kejadian karhutla.
“Alhamdulillah, modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BNPB dan BMKG berjalan lancar dan hasilnya luar biasa. Ada penekanan yang signifikan, sehingga karhutla dilaporkan sudah mendekati nol,” katanya.
Meski demikian, Rudy menekankan bahwa perpanjangan OMC masih diperlukan, mengingat sebagian besar wilayah Sumbar masih mengalami musim kering. Kondisi tersebut meningkatkan potensi munculnya titik-titik panas baru.
BMKG juga memprediksi curah hujan di wilayah Sumbar masih akan rendah hingga pertengahan September 2025. Dengan perpanjangan OMC, diharapkan hujan dapat merata membasahi seluruh wilayah, sehingga risiko karhutla dapat diminimalkan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sendiri telah menetapkan Status Siaga Darurat Karhutla, sebagai langkah antisipatif dalam penanggulangan dan penanganan karhutla secara lebih luas.