Sejalan dengan itu, Kabid Bina Usaha dan Kelembagaan Disnakeswan Sumbar, Nirmala Puspita Dewi, menekankan pentingnya penguatan kelembagaan peternak agar ekosistem yang dibangun bisa lebih mandiri dan berdaya saing.
“Kita perlu mendorong kelompok-kelompok peternak agar lebih kuat secara kelembagaan, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan dinamika pasar. Peran kampus sangat vital, bukan hanya dalam riset, tetapi juga dalam pendampingan dan melahirkan inovator muda yang siap terjun ke lapangan. Inilah bentuk sinergi nyata yang kita harapkan,” jelasnya.
Dekan FP Unand, Prof. Mardiati, menyebut bahwa pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Unand untuk mempertegas peran perguruan tinggi sebagai mitra strategis pemerintah daerah.
“Kolaborasi yang terjalin tidak hanya sebatas penelitian, tetapi juga transfer teknologi, inovasi, dan penguatan SDM yang langsung menyentuh kebutuhan peternak. Kami siap memastikan riset kampus tidak berhenti di laboratorium, melainkan sampai ke kandang dan lahan peternak,” katanya.
Para wakil dekan dan akademisi FP Unand yang hadir juga menegaskan kesiapannya untuk mendukung setiap tindak lanjut hasil konsolidasi ini. Mereka sepakat bahwa sektor peternakan Sumbar memiliki peluang besar menjadi lumbung pangan nasional jika digarap secara serius dan berkelanjutan.
Pertemuan strategis ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menindaklanjuti MoU ke tahap implementasi nyata di lapangan. Empat agenda besar yang telah disepakatimulai dari peningkatan SSDN, penerapan riset di UPTD, peningkatan populasi ternak dan SDM peternak, hingga inovasi bidang peternakanakan menjadi fokus program jangka menengah.
Dengan langkah konsolidasi ini, sektor peternakan Sumbar diharapkan tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal. Namun juga tampil sebagai salah satu daerah penopang ketahanan pangan nasional. (*)