Ia juga menyampaikan bahwa pemanfaatan SEPABLOCK sejalan dengan program unggulan (progul) Gubernur Sumbar, terutama di sektor perumahan rakyat dan pengembangan kawasan. “Dengan hadirnya SEPABLOCK, kami optimis bisa mendukung visi Sumbar dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat, sekaligus mendorong tumbuhnya inovasi lokal yang berdaya saing,” tambahnya.
Kepala Unit Produksi BIP & Aplikasi PT Semen Padang, Yelmi Arya Putra, menambahkan bahwa, SEPABLOCK berbeda dengan bata merah, SEPABLOCK memiliki bentuk presisi, pemasangan lebih cepat, hasil estetik, dan mampu menekan biaya pembangunan hingga 10 persen. “Efisiensi inilah yang membuat SEPABLOCK menjadi pilihan tepat di tengah tuntutan pembangunan yang serba cepat dan hemat biaya,” katanya.
Selain itu, lanjut Yelmi, SEPABLOCK ramah lingkungan karena diproduksi tanpa pembakaran. Sistem interlock yang saling mengunci membuat konstruksi lebih praktis sekaligus kokoh. “Untuk rumah tipe 36, pembangunan bisa selesai dalam tiga minggu dengan kebutuhan sekitar 4.000 keping SEPABLOCK, 35 zak semen, dan 60 batang besi ukuran 10 mm,” jelasnya.
Selain hemat waktu dan biaya, SEPABLOCK juga unggul dari sisi estetika. Presisi desain membuat dinding terlihat rapi meski tanpa plester. Rongga bata berfungsi ganda, yakni membantu meredam panas sehingga ruangan terasa lebih sejuk. Produk ini juga lolos uji cyclic atau lateral load test Kementerian PUPR, yang menempatkannya sebagai material ramah gempa.
“Untuk meyakinkan masyarakat, kami juga membangun rumah contoh SEPABLOCK di lingkungan perusahaan. Kami ingin menunjukkan bahwa produk ini bukan sekadar konsep, tetapi nyata, teruji, dan siap digunakan secara massal,” pungkas Yelmi.
Festival Literasi Daerah 2025 turut menghadirkan pengukuhan Duta Baca Sumbar 2025–2028 oleh Gubernur Mahyeldi Ansharullah, sekaligus menghadirkan Duta Baca periode sebelumnya untuk berbagi inspirasi. (*)