PADANG, HARIANHALUAN.ID-Anggota Bawaslu, Lolly Suhenty menempuh perjalanan yang tidak mudah untuk mencapai Desa Matotonan, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Perjalanan panjang menembus ombak yang kerap memukul kapal yang ditumpanginya itu, dia lakukan demi menjemput semangat pengawasan partisipatif yang digagas masyarakat adat Desa Matotonan untuk ditularkan kepada seluruh masyarakat di Indonesia.
Bersama jajaran Bawaslu Sumbar, Lolly menjelajah dari Tua Pejat, Ibu Kota Kepulauan Mentawai dengan menyeberangi lautan sekitar tiga jam. Perjalanan masih berlanjut melalui jalur darat dengan waktu tempuh tidak kurang dari dua jam di tengah kondisi jalan yang rusak parah, bahkan dipenuhi lumpur. Tak ayal, beratnya medan tempuh membuat mobil harus melaju perlahan. Sebab, sedikit saja kesalahan melaju, mobil berpotensi terguling.
Perjalanan belum berakhir, karena rombongan masih harus menyusuri Sungai Sarereiket. Cuaca hujan tidak menyurutkan semangat rombongan untuk menuju ke lokasi menaiki perahu pompom, perahu bermesin dengan kapasitas enam orang.
Kedatangan Lolly dan beberapa pimpinan Bawaslu Sumbar disambut antusiasme masyarakat Desa Matotonan. Tiga orang Sikerei menari Turuk Uliat Manyang–tarian untuk menyambut tamu– mengiringi ketibaan rombongan.
Lolly menyampaikan sukacita dan apresiasinya atas sambutan hangat tersebut. Apresiasi dan sukacita yang lebih besar ditunjukkan mantan Anggota Bawaslu Jawa Barat ini, atas semangat partisipatif yang digagas oleh masyarakat desa yang terdiri dari 809 Daftar Pemilih Tetap (DPT) itu.
Semangat itulah yang mendorong Desa Matotonan menjadi contoh kampung adat pengawasan partisipatif. “Mentawai merupakan salah satu suku tertua di dunia. Maka Bawaslu perlu belajar pada Desa Matotonan mengenai menjaga Indonesia melalui proses demokrasi yang tidak boleh meninggalkan adat lokal,” ucap Lolly dalam sambutan di hadapan masyarakat.
Masyarakat adat desa tersebut membentuk kelompok pengawas partisipatif. Pada penyelenggaraan pemilu dan pemilihan lalu, secara sukarela mereka melakukan sosialisasi pengawasan pemilu kepada masyarakat desa.
Minggu (19/10/2025), kelompok itu menyegarkan komitmennya terhadap pengawasan partisipatif dengan melakukan deklarasi. Dalam deklarasinya, mereka berkomitmen melakukan pendidikan politik serta sosialisasi kepada masyarakat mengenai pemilu dan pemilihan, bahkan di luar masa tahapan pemilu. Selanjutnya, mereka menjadi sumber informasi bagi masyarakat atau pemilih yang ingin tahu terkait pesta demokrasi di Indonesia.
Duduk dan berbincang dengan tokoh adat barangkali terasa belum cukup bagi Lolly. Maka, di bawah rintik hujan, berpayung Bersama Sikerei, Lolly berkeliling desa mengunjungi rumah demi rumah. Sekali lagi kekagumannya mengemuka ketika melihat rumah panggung berhias kepala kera dan babi yang telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.
Dari penyusurannya itu, Lolly kembali takjub, kali ini oleh partisipasi masyarakat di desa yang terdiri dari lima dusun, yaitu Dusun Kinikdog, Onga, Mabekbek, Matektek dan Maruibaga itu. Pada pemilu dan pemilihan lalu, partisipasi pemilih mencapai 90 persen. Masyarakat yang hadir ke TPS sekitar 700 pemilih. “Itu artinya antusiasme masyarakat terhadap pemilu dan pemilihan sangat baik. Bawaslu ucapkan terima kasih dengan peran dari masyarakat di desa Matotonan,” ujarnya.
Berdasarkan data pada 2023 lalu, jumlah penduduk desa dengan luas wilayah mencapai 85,65 km² ini sebanyak 1.336 jiwa, terdiri dari 696 laki-laki dan 640 perempuan. Aktivitas masyarakat sehari-hari berkebun.
Dalam kunjungannya, Lolly didampingi Anggota Bawaslu Provinsi Sumbar Muhamad Khadafi, Ketua Bawaslu Kabupaten Kepulauan Mentawai Nasrullah Siritoitet, dan Anggota Bawaslu Kepulauan Mentawai Perius Sabaggalet. (*)














