Dia juga mengingatkan, kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksa kondisi kehamilan juga sangat mempengaruhi. Pemeriksaan ini minimal empat kali selama hamil.
Selain itu, ada juga faktor eksternal, di antaranya termasuk juga lingkungan sosial, seperti budaya mengganti air susu dengan air nasi, atau pameo-pameo aneh seputar penanganan bayi di masyarakat. “Semua aspek yang mempengaruhi ini harus bersama-sama kita cegah,” tuturnya.
Dia mengajak agar semua stakeholder turut turun, terutama juga pada faktor-faktor tidak langsung yang perlu dikoordinasikan, seperti pemenuhan sarana kesehatan dan juga bantuan pemenuhan gizi.
“Penyelesaian harus dari akarnya, bisa saja target tercapai tapi datanya tidak benar,” ucapnya menambahkan.
Narasumber lain, dari ahli gizi dari Dinas Kota Payakumbuh, Tri Ivo Gianti Nora mengungkapkan, titik fokus pencegahan stunting dimulai dari kondisi calon ibu hingga hamil.
“Kita dari Dinas Kesehatan memberikan Tablet ‘fe’ (zat besi) sebanyak 60 butir selama masa kehamilan,” ujarnya.