Sementara Nagari Sumpur dipilih sebagai percontohan sebagai penghormatan PT Semen Padang karena dinilai sangat ramah terhadap Ikan Bilih.
Fernando Sutan Sati, tokoh masyarakat sekaligus ketua nelayan setempat mengungkapkan Nagari Sumpur hingga saat ini cukup taat dengan aturan penggunaan alat tangkap.
“Selama puluhan tahun, Nagari Sumpur satu-satunnya yang tidak menggunakan jalan pintas dengan alat tangkap yang dilarang. Sanksi buang kampung bagi pelanggar bahkan sudah pernah kami terapkan” tegasnya.
Meski melihat nagari lain yang menangkap Ikan dengan alat tangkap yang lebih canggih, ia mengaku prihatin karena peralatan itu justru menghancurkan dan merusak ekosistem Singkarak.
“Kalau dibiarkan saja apalagi yang berkembang di Singkarak dalam berapa tahun ke depan? Oleh karena itu kita mohon betul dukungan pemerintah untuk menjaga Danau Singkarak,” ujar Sutan Sati. (*)