Wiendra menyebut berbagai faktor menjadi penyebab stunting. Berdasarkan data PK21, penyebab stunting di Kota Pariaman sifatnya bervariatif. Ada yang berisiko terkait pola asuh, kebiasaan, maupun kondisi ekonomi.
“Penyebabnya multifaktor mulai dari faktor lingkungan, kondisi rumah layak huni, misal ada yang satu rumah ada empat KK, itu akan berpotensi terlalu padat, gizi yang tidak mencukupi, ekonomi, pola asuh, jamban dan sebagainya, kebetulan yang tadi terkait pola asuh,” ujarnya.
Menurutnya, untuk percepatan penurunan stunting, akan menyasar lima kelompok yakni calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu menyusui, baduta dan balita.
“Kenapa ada balita, sebab ada kalanya 20 persen masih bisa diusahakan agar tidak terjadi stunting permanen,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam percepatan penurunan stunting, sejauh ini dukungan pemda termasuk yang paling bagus. Dimana Pariaman menjadi kota pertama yang mengukuhkan tim percepatan penanganan stunting di Sumbar.
“Termasuk tadi, kehadiran wali kota untuk membuka diskusi panel ini menunjukkan komitmen pemda untuk menekan stunting,” kata dia.