“Untuk areal tambang akan terus berjalan proses penanamannya. Kemudian di luar itu, ada beberapa kawasan HKm yang direkomendasikan oleh Dinas Kehutanan Sumbar untuk ditanami kaliandra. Kami pun juga sudah berkomunikasi dengan kelompok tani atau masyarakat setempat,” kata Rinold.
Rinold juga menjelaskan, beberapa daerah atau kawasan HKm yang akan ditanami kaliandra. Di antaranya, lahan kritis di Desa Kolok Nan Tuo, Sawahlunto. Di sana, ada sekitar 20 ha lahan yang berpotensi ditanami kaliandra. Kemudian di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
“Di Sungai Pinang, ada lahan sekitar 6 Ha yang berpotensi ditanami kaliandra. Kami pun sudah berkoordinasi dan untuk penanamannya akan bekerja sama dengan kelompok tani di Sungai Pinang,” ujarnya.
Selain di Sungai Pinang, daerah lainnya yang berpotensi dapat ditanami kaliandra adalah di Kabupaten Agam. Di sana, ada dua nagari yang masuk dalam perencanaan, yaitu Nagari Simarasok, Kecamatan Baso, dan Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya.
“Di Simarasok, potensi lahan yang bisa ditanam kaliandra ada sekitar 80 Ha, dan kami pun akan bekerja sama dengan lembaga pengelola hutan Nagari Simarasok. Sedangkan di Koto Malintang, potensinya sekitar 60-80 Ha dan kami pun juga akan bekerja sama dengan Blue Lake Initiative Fondation,” ujarnya.
Rinold menambahkan, sebagai persiapan untuk penanaman ribuan bibit kaliandra di sejumlah daerah tersebut, PT Semen Padang bekerja sama dengan UPTD Balai Sertifikasi dan Perbenihan Tanaman Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, telah melakukan penyemaian bibit kaliandra.