HARIANHALUAN.ID – Pemko Bukittinggi canangkan gerakan menanam bawang merah untuk menekan laju inflasi di Kota Bukittinggi.
Kegiatan pencanangan dilakukan oleh Wali Kota Erman Safar bersama unsur Forkopimda di kawasan lahan pertanian masyarakat di Kelurahan Kubu Tanjuang, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB), Rabu (7/9/2022).
Asisten II Setdako Rismal Hadi mengatakan, kegiatan pencanangan yang dilakukan dalam rangka Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Hal ini karena bahan pangan menjadi salah satu pemicu inflasi. Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penanaman bawang merah sesuai arahan dari pemerintah pusat.
“Agar tidak terjadi penurunan daya beli, setiap daerah diminta mengambil langkah strategis. Untuk Kota Bukittinggi, dilakukan penanaman bawang merah di lahan seluas 1.500 m² dengan jumlah bibit 100 kg. Selain itu, juga dibuka bazar di setiap kecamatan yang ada di Bukittinggi,” ujar Rismal.
Wakil Ketua DPRD Bukittinggi, Rusdy Nurman menyampaikan apresiasi atas upaya pemerintah kota untuk menekan laju inflasi melalui sektor pertanian. Kegiatan yang mendukung sektor pertanian ini memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
“Kami di DPRD siap memberikan dukungan pada pemerintah dan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha masyarakat bidang pertanian. Beberapa waktu lalu, juga kita berikan alsintan dan juga bibit tanaman untuk kelompok tani. Semoga upaya ini dapat menopang ekonomi masyarakat, laju inflasi tidak terlalu berdampak pada ekonomi masyarakat, dan usaha warga dalam bidang pertanian juga dapat ditingkatkan,” ucap Rusdy Nurman.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar menyebutkan, inflasi merupakan peningkatan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Inflasi dapat merusak perekonomian masyarakat.
“Saat ini harga bahan bahan pangan merangkak naik, ditambah dengan kenaikan harga BBM. Hal ini tentu akan mempersulit masyarakat. Untuk itu, kita canangkan penanaman bawang merah dengan tujuan agar masyarakat tani semakin giat dan dapat meningkatkan produksi pertanian, terutama bahan pangan yang mempengaruhi inflasi,” kata Erman Safar.
Ia menyebutkan, bawang merah dan cabe merupakan salah komoditi pertanian yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Indonesia. Untuk itu, perlu adanya gerakan nyata untuk pencegahan inflasi di Kota Bukittinggi.
Sumatra Barat, ulasnya, berada diperingkat kedua inflasi tertinggi di Sumatra. Bukittinggi dan Padang merupakan kota yang dijadikan indikator penilaian inflasi untuk Provinsi Sumatra Barat.
“Kita melihat produktivitas tanaman bawang merah di Kota Bukittinggi cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Sumbar. Untuk itu, kita laksanakan kegiatan pencanangan gerakan menanam bawang merah di Kota Bukittinggi. Semoga pencanangan ini dapat membantu warga dan meringankan beban mereka yang terdampak karena inflasi,” ujarnya. (*)