“Kondisi cuaca ekstrim di triwulan ketiga, sehingga nelayan tidak melaut dan juga pada triwulan tiga ini tidak merupakan musim banyak ikan sehingga hasil tangkapan nelayan menurun,” ujarnya.
Untuk budidaya ikan juga menurun, karena kondisi setelah gempa ada beberapa keramba yang berada di aliran sungai yang berasal dari Gunung Talamau banyak mengalami kematian. Seringnya air keruh juga menghambat pembudidaya ikan keramba terhambat untuk berusaha, serta mahalnya harga pakan yang membuat rendahnya keinginan masyarakat membudidaya ikan.
“Upaya yang dilakukan untuk mengejar target produksi memberikan bantuan tambahan armada dan alat penangkapan ikan, serta alat dukung penangkapan ikan berupa perahu, alat tangkap dan GPS baik yang berasal dari APBN, APBD provinsi maupun APBD Kabupaten Pasaman Barat,” ujarnya.
Selain itu, memberikan pelatihan untuk nakhoda dan ABK kapal perikanan. Untuk perikanan budidaya melakukan pemberian bantuan bibit ikan dan pakan, memberikan bantuan mesin pakan untuk menekan harga pakan, sehingga masyarakat semangat berusaha budidaya ikan.
Berkolaborasi dengan nagari untuk menciptakan pelaku usaha baru dalam budidaya ikan melalui anggaran ketahanan pangan hewani di nagari. (*)