Sampah yang dimanfaatkan adalah kertas, daun, ranting, tekstil, plastik dan minyak jelantah. Masing-masing sampah yang disetor ke Nabuang Sarok akan dikonversi menjadi poin. Untuk sampah kertas, daun dan ranting, masing-masing diberikan 3 poin/kg, sampah tekstil 4 poin/kg, plastik 5 poin/kg, dan minyak jelantah 6 poin/liter.
“Poin yang didapat bisa ditukar dengan item reward yang tersedia di aplikasi Nabuang Sarok,” ujarnya.
Sementara itu, terkait penanaman pohon kaliandra, kata Anita, telah dilakukan PT Semen Padang bekerja sama pemerintah daerah dan masyarakat. Ini merupakan tindaklanjut dari perjanjian kerja sama antara PT Semen Padang dengan Pemprov Sumbar, serta sejumlah kepala daerah (bupati) di Sumbar tentang peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan.
“Kenapa pohon kaliandra yang kami rekomendasikan untuk ditanam? karena ada tiga alasannya. Pertama, soal isu lingkungan. Sebab, kaliandra dapat dijadikan wood pellet dan tentunya bisa menjadi alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan, dimana pohon kaliandra dapat mensubsitusi penggunaan bahan bakar batubara,” ujar Anita.
Alasan kedua, soal isu cadangan karbon dunia untuk menyeimbangkan emisi. Dan, ketiga adalah pemberdayaan masyarakat. Kata Anita, PT Semen Padang memberdayakan masyarakat untuk melakukan penanaman pohon kaliandra, karena banyak manfaatnya. Selain bisa digunakan sebagai wood pellet, daun kaliandra juga bisa dijadikan sebagai pakan ternak dan bunganya untuk konsumsi madu.
“Makanya kami mendorong masyarakat untuk menanam kaliandra. Kalau sudah bisa dipanen, PT Semen Padang siap menjadi off taker. Tentunya, ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Kemudian bagi PT Semen Padang juga akan ada profit yang didapat, karena dengan melakukan off taker kaliandra, akan dapat mengurangi biaya bahan bakar batubara. Apalagi, harga batubara lebih mahal dibandingkan kaliandra,” ucap Anita.