“Sosialisasi ini sebagai bentuk penyediaan informasi dalam rangka memperoleh kesempatan kerja di luar negeri bagi angkatan kerja muda di Kabupaten Tanah Datar. Sehingga akan mengurangi angka pengganguran dan mempengaruhi penurunan angka kemiskinan,” ujar Wabup Richi.
Sementara itu, Direktur Sistem Strategi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Asia Afrika BP2MI, Lismia Elita merasa bangga, karena Provinsi Sumatra Barat menjadi salah satu provinsi yang tidak mengirimkan warganya menjadi PMI informal yang bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) ke luar negeri.
“Hal ini sejalan dengan salah satu dari sembilan program prioritas BP2MI, untuk mendorong penempatan PMI terampil dan profesional, yang tentunya memiliki skill,” ujar Lismia.
Lismia melanjutkan, warga Sumatra Barat kebanyakan masih memilih negara penempatan Malaysia. Selain karena masih satu rumpun, kebanyakan warga Sumatra Barat masih beranggapan bahwa bekerja ke luar negeri itu sebagai PRT dan rentan mendapatkan penyiksaan dari majikan.
“Padahal peluang kerja ke beberapa negara saat ini terbuka lebar, tidak hanya Malaysia. Misalnya untuk saat ini, skema G to G (Government to Government) yang terbuka adalah negara Jepang, Korea, dan Jerman, dengan perlindungan yang baik dan gaji yang tinggi,” ujar Lismia.
Terkait peluang kerja ke luar negeri, Kepala BP3MI Sumatra Barat, Bayu Aryadhi mengingatkan para peserta sosialisasi untuk berhati-hati terhadap oknum-oknum yang seringkali mengiming-imingi warga untuk bekerja ke luar negeri dengan cara yang cepat.