“Tapi yang jelas, akses menuju Rimbo Gaek melalui Parak Karambia tentunya jauh bagi masyarakat, karena memutar. Mudah-mudahan dengan adanya Jembatan Rimbo Gaek ini dapat membuka akses transportasi, sehingga adanya potensi berkembangnya daerah sekitar, mungkin nanti akan ada perumahan, masyarakat lebih mudah mengangkut hasil tani sehingga jembatan ini menjadi roda penggerak perkembangan perekonomian masyarakat,” ujar Oktoweri.
Pada kesempatan itu, Oktoweri juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Lubuk Kilangan, khususnya dan Kota Padang umumnya yang telah menyukseskan produksi PT Semen Padang. Meskipun persaingan industri semen nasional cukup ketat, tapi PT Semen Padang tidak berhenti berproduksi.
“Alhamdulilkah, kita masih survive ini berkat dukungan masyarakat Kota Padang. Semakin lancar produksi tentu semakin bagus penjualan dan tentu juga akan semakin besar TJSL yang kami salurkan kepada masyarakat. Kami sebagai manajemen juga komit menjalankan perusahaan ini dengan baik,” katanya.
Kepala Unit CSR PT Semen Padang, Rinold Thamrin menambahkan, pembangunan Jembatan Rimbo Gaek ini merupakan program Khusus Nagari Lubuk Kilangan, dan jembatan yang menghubungkan Rimbo Gaek dan Taratak ini memiliki panjang 20 meter dengan lebar 5,5 meter. Masa pengerjaan jembatan ini tiga bulan.
“Jembatan ini mulai dibangun September dan selesai November kemarin dengan anggaran Rp2,1 miliar. Pelaksanaan program ini selain dapat mempermudah akses masyarakat, diharapkan juga dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, baik di Rimbo Gaek maupun di Taratak,” katanya.
Untuk selanjutnya, kata Rinold Thamrin menambahkan, pihaknya berharap kontribusi dari Pemko dan DPRD Kota Padang untuk kelanjutan akses jalan ke Rimbo Gaek pasca-selesainya pembangunan jembatan serta pemeliharaannya. “Ini supaya pemanfaatan jembatan ini dapat maksimal dalam rangka mendukung aktivitas masyarakat Rimbo Gaek dan Tarantang,” ujarnya.