HARIANHALUAN.ID – Hasil sensus Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) 10 tahun terakhir menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi menyampaikan bahwa hasil sensus yang dilakukan BPS Sumbar didiskusikan dengan berbagai OPD terkait untuk diintervensi dengan kabupaten/kota.
“Dari hasil sensus 2020 diikuti sensus lanjutan tahun 2022, kita bersyukur 10 tahun terakhir Sumbar terjadi perbaikan signifikan. Kematian ibu melahirkan dan kematian bayi bisa kita tekan rata-rata 50 persen. Kematian usia balita bisa juga kita tekan lebih baik,” katanya.
Ia menyampaikan hal ini dalam diskusi yang dilakukan dengan BPS Sumbar, Kepala Dinas DP3AP2KB Sumbar, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sumbar, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, dan BKKBN Sumbar, Kamis (9/3/2023).
BPS Sumbar dalam rangka pembangunan Indonesia emas 2045, menyokong SDM unggul berdaya saing global melalui sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2020.
Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati menyampaikan, keberhasilan pengendalian kelahiran ditandai dengan menurunnya angka kelahiran total di tahun 2022 menjadi 2,46, yang berarti sekitar 2-3 anak yang dilahirkan perempuan selama masa reproduksinya.
“Dalam 10 tahun terakhir terjadi penurunan fertilitas remaja (15-19 tahun) yang cukup tajam, yaitu dari 28 menjadi sekitar 14 kelahiran per 1000 remaja usia 15-19 tahun,” katanya.