Setelah melewati Labuhan Bajau, gelombang laut yang bersahut-sahutan dari arah Samudera Hindia semakin kuat. Bahkan, dari cerita Kepala Desa Sikabaluan, Aprijon, yang ikut bersama rombongan UPZ Semen Padang mengatakan, kuatnya gelombang laut dari arah Samudra Hindia sering membuat operator speedboat terpaksa berbalik arah ke Dermaga Pokai.
“Kalau akhir Mei ini gelombang laut sudah mulai tinggi. Mudah-mudahan saja gelombangnya bisa bersahabat dengan speedboat ini. Tapi kalau tidak, nanti kita cari tempat berlindung di pulau-pulau kecil yang ada dekat sini,” kata Kepala desa berusia 39 tahun itu yang juga merupakan da’i mitra UPZ Baznas Semen Padang.
Untungnya, dalam kunjungan rombongan UPZ Baznas Semen Padang ke Dusun Sute’ Uleu, gelombang dari arah Samudera Hindia itu tak mengganas, sehingga begitu melewati Labuhan Bajau, speedboat yang ditumpangi terus menyisiri perairan barat Pulau Siberut dengan melewati perairan di Desa Sigapokna hingga akhirnya rombongan UPZ Semen Padang sampai di Dusun Sakaladath.
Setiba di Sakaladath, speedboat yang membawa rombongan UPZ Baznas Semen Padang kemudian merapat di pantai Sakaladath. Sebab, gelombang laut yang mencapai 2 meter lebih ke arah Dusun Sute’ Uleu, tak memungkinkan untuk bisa dilalui oleh speedboat berukuran panjang 10 meter dengan lebar 1 meter yang dilengkapi mesin 80 PK, tanpa life jacket untuk penumpang speedboat.
“Tidak ada kapal lain selain speedboat ini yang bisa kita gunakan untuk ke Sute’ Uleu. Maklumlah, di sini tidak ada kapal berukuran besar yang mengakses Dusun Sute’ Uleu. Kalau lewat darat, tidak ada jalan. Satu-satunya jalan, ya lewat laut,” ujar Aprijon.
Dari Sakaladath, rombongan UPZ Semen Padang berjalan kaki menyisiri pantai barat dengan melewati camp tempat para bule yang sedang menikmati tingginya gelombang laut Kepulauan Mentawai untuk bermain surfing. Jarak Sakaladath ke Dusun Sute’ Uleu cukup jauh, sekitar 4 km. Meski begitu, banyaknya bule berselancar di atas papan surfing membuat perjalanan menuju Sute’ Uleu tak begitu melelahkan.
Sekitar 1 jam perjalanan, rombongan sampai di Dusun Sute’ Uleu, tempat Masjid Bahrul Ulum yang dibangun melalui sumbangan donatur dan dana zakat karyawan PT Semen Padang yang disalurkan melalui UPZ Baznas Semen Padang, yang merupakan pionir bagi UPZ lainnya yang ada di perusahaan BUMN. Setiba di sana, rombongan disambut puluhan mualaf, termasuk tokoh masyarakat setempat bernama Putra Satria alias Togar.
Kata Togar, di Dusun Sute’ Uleu ini ada sekitar 40 KK. Dari jumlah tersebut, terdapat 10 KK yang beragama Islam. Sebagian besar dari mereka adalah mualaf. Tentunya, dia bersama para mualaf lainnya butuh bimbingan dari para da’i untuk bisa mengenal Islam lebih baik. Untuk itu, dia pun memohon agar UPZ Baznas Semen Padang dapat menempatkan da’i nya di Sute’ Uleu.
“Saya juga mualaf dan saya belum mengenal Islam dengan baik. Kami mohon jangan hanya materi saja yang diberikan kepada kami, tapi juga bimbingan. Karena, kami ini masih buta dengan ilmu agama Islam, apalagi SDM kami rendah. Mohon tempatkan da’i yang benar-benar membina kami di sini,” kata Togar berharap kepada rombongan UPZ Baznas Semen Padang.